Bermula dari sering ditunjuknya Tulus oleh teman-temannya, sampai akhirnya dia pun percaya diri untuk menulis lagunya sendiri di tahun kedua kuliah dan membuat demonya sendiri sebagai solois.
"Dulu waktu acara kampus gue sering ditunjuk sama teman-teman untuk nyanyi. Setelah gue mempelajari secara profesional, akhirnya di tahun terakhir kuliah, gue tabung semua uang jajan saat itu buat rekaman," ceritanya kepada detikHOT di suatu siang di Kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Tapi tidak semudah itu perjalanan pelantun 'Sepatu' itu sampai sukses menjadi solois muda hari ini. Penolakan demi penolakan pun dirasakan olehnya.
"Dulu sempet juga nawar-nawarin ke label-label besar dan mereka suruh gue pulang," kenangnya sembari tertawa.
"Sekarang yang suruh gue pulang itu nelfon lagi, ajak kerjasama dan apa yang gue bilang? Nggak, terima kasih," lanjutnya lagi.
Lucunya lagi, setelah akhirnya memutuskan untuk berjalan sendiri, Tulus sempat berpikir untuk memproduksi albumnya hanya untuk teman-temannya saja. Loh?
"Waktu itu gue buta banget soal showbiz, yang gue tahu rekaman habis itu disebar. Jadi, album pertama gue dulu itu rencananya cuma dicetak 150 keping, pas sama jumlah teman-teman kampus gue doang," tutur penyanyi 26 tahun itu lagi tertawa.
Kalau cerita tentang Teman Tulus -sebutan penggemarnya--bagaimana? Pantau terus detikHOT!
(hap/mmu)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
