Salah satu kasus terbaru adalah Ustad Guntur Bumi yang dilaporkan ke MUI oleh pasiennya dengan tuduhan melakukan praktik perdukunan. Sebelumnya, masyarakat juga dikejutkan dengan kasus Ustad Hariri dengan video yang memperlihatkan dirinya melakukan kekerasa kepada seorang soundman.
Ustad Wijayanto pun diundang ke acara 'Hitam Putih' di Trans 7 untuk memberikan perspektif mengenai maraknya kontroversi yang melibatkan para ustad. Apa katanya?
"Penyimpangan hukum kriminologi bisa dilakukan siapa saja. Tidak monopoli dia ustad atau kepolisian. Semua orang punya kesalahan. Ustad juga manusia," kata Ustad Wijayanto yang juga berprofesi sebagai dosen tersebut saat ditemui di Studio Hanggar, Jakarta Selatan.
Secara umum, Ustad Wijayanto menggambarkan seorang dai atau pendakwah seperti dirinya juga tak selalu 'sempurna'. Kuncinya, lanjut Wijayanto, seorang ustad atau siapapun harus tetap menjaga sikap.
"Jadi introspeksi. Alhamdulillah, saya cari rezeki tidak dari ceramah. Saya jadi pegawai negeri, saya sudah jadi dosen, cukup dari itu. Di luar itu saya jauh lebih banyak penghasilannya dari training ketimbang menjadi ustad. Jadi mohon maaf, memang banyak kasus-kasus tadi dai-dai itu tidak ada stabilitas," paparnya.
Soal kasus Ustad Guntur Bumi, secara khusus Ustad Wijayanto menandaskan perlunya upaya damai. Ia pun dengan serius merinci syarat perdamaian yang harus ditempuh UGB dengan pasien yang menuduhnya.
"Islahnya harus dengan lima hal. Satu kalau memang salah harus menyadari. Kedua dia harus betul-betul menyesali, ketiga dia berjanji tidak akan mengulangi, keempat meminta maaf pada Tuhan dan mengembalikan hasil penipuan, kelima untuk mengikutinya dengan baik maka ada hukum kifarat atau kafaroh," ujarnya.
(kmb/mmu)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!