Patung-patung Imajinatif Dari Sarang Lebah

Jakarta - Aganetha Dyck sudah cukup dikenal dengan beberapa konsep karya seninya yang tak biasa. Dalam karya terakhirnya seniman Kanada ini tampaknya banyak berhutang pada rekanannya, yakni para lebah madu.

Dyck telah memanfaatkan sarang lebah sejak 20 tahun terakhir untuk memperindah obyek patungnya. Misalnya sebuah boneka porselen dengan busana dari abad ke-18.

Di beberapa bagian patung itu Dyck menambahkan potongan sarang lebah. Teksturnya yang berongga-rongga dan kadang asimetris membuat patung Dyck jadi terlihat fantastis.


Seolah bagian hidup manusia yang biasa berbaur dengan konstruksi alami dari kehidupan serangga. "Seni mengingatkan kita bahwa konstruksi kita sendiri juga sangat temporer. Apalagi berhubungan dengan bumi dan proses alami," kata kurator Cathi Charles Wherry menjelaskan.



"Patung-patung ini seolah mengingatkan kita pada kerapuhan kita yang sama, meski pada saat yang sama menonjolkan kemanusiaan kita," kata Dyck.


Dalam penelitiannya sebelum membuat karya ini Dyck mencari kemungkinan dari komunikasi antar spesies dan potensi dampak lingkungan pada koloni lebah. Apalagi mengingat kapasitas arsitektural sarang lebah yang memang bisa setipis kertas tapi bisa sangat kuat.


"Lebah-lebah ini adalah makhluk kecil tapi tukang bekerja. Hasil kerja mereka dalam bentuk sarang inilah yang luar biasa. Hasil kerja merekalah yang membuat populasi dunia tetap hidup," kata Dyck seperti dilansir Huffington Post.


Dyck mengatakan sering takjub betapa banyak manusia yang merasa dirinya bukan bagian dari lingkungan yang saling terkait dengan alam. Untuk itu selain pameran patung dia juga menayangkan video 10 menit tentang proses lebah dan manusia. Semua karya Dyck akan muncul di Ottawa School of Art mulai 3 Maret hingga 13 April 2014.



(utw/utw)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!