Horor Menurun, Film Indie Makin Eksis, dan Berkah Box Office di Akhir Tahun

Jakarta - Angin segar menghampiri industri film Indonesia sepanjang tahun lalu. Film dengan semangat indie makin eksis di berbagai festival internasional dan semakin dilirik penonton film reguler. Sementara persaingan film besar di Desember, menjadi kado penutup akhir tahun yang manis.

Film garapan Yosep Anggi Noen, bertajuk 'Vakansi yang Janggal dan Penyakit Lainnya', menjadi buah bibir hingga akhir tahun 2013. Dengan latar belakang Kota Yogyakarta, 'Vakansi yang Janggal dan Penyakit lainnya' juga berhasil eksis di 20 festival film internasional sejak kemunculannya tahun 2012.


Salah satu yang paling baru adalah Vancouver International Film Festival dalam sesi Dragon and Tigers Competition yang mana merupakan eksibisi film terbesar se-Asia Pasific dan cukup diperhitungkan di dunia. Selain itu tujuh festival film internasional lainnya yang menyeleksi film 'Vakansi yang Janggal' adalah Rio de Janeiro (Brasil), Busan (Korea Selatan), Mumbai (India), Hongkong Asian Film Festival (China), Stockholm (Swedia), Jogja Netpac Film Festival (Indonesia) dan Rotterdam (Belanda).


Sutradara Upi berhasil menuangkan idenya yang terpendam selama 8 tahun lewat film psychological thriller 'Belenggu'. Salah satu film terbaik di 2013 ini juga sempat tayang di Far East Film Festival di Udine, Italia pada 19 - 27 April. Sebelum ditayangkan di Udine, 'Belenggu' juga terpilih menjadi official selection di Brussels International Fantastic Film Festival 2013. Film yang dibintangi Abimana Aryasatya itu juga lolos seleksi untuk mengikuti kompetisi di Puchon International Fantastic Film Festival (Pifan) 2012 di Korea Selatan.


Film indie lain yang cukup berbicara di festival internasional antara lain 'What They Don't Talk About Love When They Talk About Love' garapan Mouly Surya, Film Dokumenter Terbaik Busan International Film Festival (BIFF) 'Jalanan' yang digarap Daniel Viz, hingga 'Atambua 39 Derajat Celcius'.


Sementara itu, hantu-hantu masih bergentayangan di bioskop Indinesia karena pasar dari genre ini masih cukup potensial. Namun makin beragamnya cerita di film-film Indonesia tahun ini, membuat horor tak lagi terlalu mendominasi pasar. Sebut saja beberapa judul film yang diminati seperti 'Nightmare Side', 'Kembalinya Nenek Gayung', '308' yang berkaitan tentang legenda Nyi Roro Kidul, hingga 'Misteri Cipularang.'


Bulan Desember menjadi kado penutup yang manis. Tercatat ada empat film besar yang dirilis berdekatan. '99 Cahaya di Langit Eropa', 'Soekarno: Indonesia Merdeka', 'Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck' dan 'Laskar Pelangi 2: Edensor' mendapatkan respons yang bagus dari penonton.Next