'Perihal Besar': Ketika Samsons Kehilangan Delilah

Jakarta - Sejak Aria Dinata dipilih menggantikan Bams, Samsons punya banyak PR yang harus segera diselesaikan; memperkenalkan kepada khalayak sang vokalis baru, album baru dan single baru mereka. Artinya, mereka bukan lagi raksasa pop-rock terkenal yang sama dengan 8 tahun lalu. Itulah tantangan terbesar Samsons.

Masalahnya, mereka punya rentang waktu tidur panjang yang cukup lama, yakni satu setengah tahun dan tiba-tiba mengejutkan khalayak dengan 12 materi baru bersuara vokal asing (yang untungnya bukan suara seorang pesulap terkenal seperti yang digosipkan sebelumnya).


Lepas semua dari itu, album terbaru mereka memiliki materi “besar” yang patut Anda simak, termasuk jika Anda penggemar fanatik Bams. Judul “Perihal Besar” (2013) adalah bentuk reinkarnasi mereka yang sekarang berubah jauh lebih dewasa dan matang.


Single ‘Di Ujung Jalan’ didaulat sebagai unit pembuka album mutakhir ini, sekaligus sebagai perkenalan singkat kepada masyarakat suara Aria. Mungkin Bams punya ciri khas suara dan cara menyanyi (sedikit staccato di bagian verse) yang tidak akan tergantikan, tapi Aria juga punya keunikan. Ia memiliki tone yang lebih halus dengan range vocal yang lebih panjang.


Itu baru pembuka, hingga Anda mendengarkan suara Aria di ‘Indonesia’, lagu bertema kemerdekaan yang mungkin cocok untuk dijadikan musik latar pemersatu bangsa di Tahun Politik ini. Lalu, di balik entakan pembuka ‘Langit Runtuh’ yang menggelegar, Aria menyisipkan cengkok melayu yang tak kalah catchy. Hingga perubahan vokal Aria yang rockability di ‘Transformator’, saya terkejut mendengarnya.


Saya berikan apresiasi lebih juga pada Irfan Aulia, gitaris serta otak kanan band, sekaligus sosok di balik racikan ciamik musikal dan bahasa kalbu di lagu-lagu Samsons. Misalnya pada lagu ‘Cinta Sejati’: “Meski musim T’lah terganti/ Kau takkan mungkin tergantikan/ . . .” hingga “Seribu satu alasan / Takkan Mampu Meruntuhkan....” Anda luluh? Begitu pun saya.


Bagaimanapun, lagu-lagu semi-ballad seperti ‘Lara’ yang dibutuhkan Samsons lebih banyak di album ini. Balada-balada 'cengeng' seperti yang tertuang di 'Naluri Lelaki' (2006) atau 'Penantian Hidup' (2007) mungkin memang terdengar sedikit menye-menye, tapi terbukti lebih memikat bagi para kaum hawa. Sayang, album ini seperti terlalu sibuk dengan berbagai instrumentalia, seakan tidak ada tempat kosong untuk bernapas sejenak.


Seperti nama bandnya sendiri, album 'Perihal Besar' masih terlalu “Samson” (yang berarti Man of The Sun) alias kata-kata sifat seperti “garang”, “besar”, “kuat” akan muncul di benak Anda ketika mendengar album ini. 'Perihal Besar' memang merupakan salah satu album terbesar dari unit ini. Tapi, sebesar apapun, Samson masih butuh sentuhan lembut Delilah sebagai penyeimbang dan penenang.


Rendy Tsu (@rendytsu) music director, album reviewer dan music editor.


(mmu/mmu)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!