"Enggak akan ada menteri atau politisi yang mau ke 2014 naik ke atas panggung. Ini khusus untuk musik," katanya saat jumpa pers di Nutz Culture, Senayan City, Jumat (10/1/2014).
Saat penyelenggaran konser musiknya 14 Februari mendatang ia mengatakan itu adalah malam kasih sayang. Jika dengan adanya dukungan sponsor yang berbau politis bisa mengurangi kekhidmatan malam itu.
"Saya mau ketika nanti mereka pulang, akan berbekas tembang-tembang lawas yang syahdu. Akan terkenang dan pulang dengan hati senang," kata Erros.
Ia pun sudah memperingatkan kepada para sponsor utamanya yakni PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkomsel), Digital Era Komunika (DEK), dan ketiga konseptor konser untuk tidak melibatkan para politisi dalam konsernya.
"Kita sepakat iya," tegasnya. Sementara itu, Erros memang dikenal sebagai mantan politisi dari Partai Demokrasi Perjuangan (PDIP) pimpinan Megawati Soekarno Putri dan Partai Nasionalis Bung Karno.
Ia juga pernah bergelut di Partai Nasionalis Banteng Kemerdekaan (PNBK). Meski pernah memasuki dunia politik, namun kegiatan seninya tetap berjalan.
Bahkan, Erros menganggap politisi berada di urutan ke 17 di dunia ini dan seniman di posisi ketiga setelah Tuhan dan Nabi. "Banyak yang nanya kenapa saya tidak menjadi menteri. Saya selalu tersinggung karena seniman lebih dari politisi dan dunianya enggak akan mati," imbuhnya.
(tia/kmb)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!