Bagaimana Seniman Perempuan Memaknai Rumah

Jakarta - Pada awal tahun 70-an dulu, ada 25 orang seniman dan feminis yang mengambil alih sebuah rumah mewah di Hollywood. Mereka mengubah ruangan ini menjadi sebuah proyek bersejarah yang dinamain, 'Womanhouse'. Ini adalah salah satu cara mereka dalam menginterpretasi pemikiran Virginia Woolf soal 'A room of one's own'.

Pertemuan 25 anggota ini mempertanyakan soal aktifitas domestik perempuan, dan bagaimana norma yang diterapkan pada wilayah mereka saat itu.


Pada proyek ini seniman boleh berkreasi apapun di dalam ruangan yang tersdia di rumah itu. Ada yang mempertanyakan soal politik perempuan dan masalah sejarah patriarki melalui karya seni juga.


Empat abad setelah Womanhouse ditutup, seorang pelukis, penulis dan guru, Mira Schoir membuka kembali wacana tentang hal ini. Ia mengundang seniman kontemporer untuk kembali menerjemahkan pemikiran dari Virginia Woolf.


Dasar pertanyaannya adalah, apa makna rumah? Dan ruang seperti apa yang dibuthkan seniman dalam membuat karya dan untuk siapa?


"Ada banyak perubahan di budaya kita sejak 1972," kata Mira Schoir, dilansir dari Huffington Post (10/01/2014). Karya ini pun dipamerkan di A.I.R. Gallery.


"Kini ada banyak perempuan bekerja dengan alasan ekonomi. Tak hanya bekerja untuk memenuhi potensinya sebagai manusia, tapi juga soal pemasukan. Ini membawa banyak pertimbangan, seperti kelelahan, soal merawat anak, kondisi pekerja domestik dan juga nostalgia soal domestifikasi."


Pameran ini diikuti oleh para pelukis, fotografer, videografer, dan pematung. Mereka yang ikut berpartisipasi antara lain, Kara Rooney, Julie Schenkelberg dan Kimberly Brooks.


(ass/utw)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!