Mahasiswi universitas Bina Nusantara, Jakarta ini sempat punya pengalaman berat saat baru awal-awal terjun ke lokasi syuting, dan diminta memerankan tokoh yang sedang menangis.
"Duh, sampai stres lho aku waktu itu. Lama banget penghayatannya," ujar Sonya mengenang awal masa karier aktingnya.
Dirinya sempat hampir putus harapan. Hingga kemudian, ia akhirnya menemukan cara jitu agar akting menangis tak lagi sulit dilakoni.
"Meski aku lagi happy, tapi aku mancing pikiran aku supaya jadi sedih. Aku pikirin terus sampai akhirnya aku keluar airmata," sambungnya.
Kini hal itu pun tak lagi sulit ia lakukan. Bahkan, ia sudah merasa nyaman akting sambil berurai airmata. Menurutnya, akting menangis seringkali lebih mudah ketimbang berakting memerankan tokoh antagonis.
"Jadi peran jahat nggak selalu gampang juga lho. Tergantung mood juga soalnya," pungkasnya.
(doc/hkm)
