Mengintip Koleksi Buku Filsafat di Rumah Agus Kuncoro

Jakarta - Dalam suasana rumahnya yang terbuka, dengan kesan ringan dan adem. Aktor Agus Kuncoro seringkali menghabiskan waktu di rumah untuk membaca buku. Di samping ruang keluarga yang dilengkapi set televisi, ada sebuah kamar tamu, dengan penerangan seadanya. Di sana tersimpan pula jajaran kotak DVD ragam pilihan film dan juga buku-buku tebal bersampul keras.

"Iya saya banyak koleksi buku-buku, saya tipe orang yang rela keluar banyak uang untuk buku tapi kalau buat baju enggak," ujanya kepada detikHOT (14/05/2014) di kediamannya di kawasan Kompleks IKPN, Tanah Kusir, Jakarta Selatan. Pemilik kediaman dengan luas tanah 210 meter persegi, yang terdiri atas tiga lantai beserta lima kamar tidur ini dengan semangat menceritakan koleksi bukunya.


Ia banyak memiliki koleksi buku religius, mengenai fiqh Islam maupun beberapa literatur interpretasi Al-Qur'an dan hadist. "Kebetulan saya memang suka buku-buku seperti itu." Tak hanya ini jenis buku yang ia sukai, Agus mengaku ia juga suka membaca buku mengenai kehidupan dan filsafat.


"Kesukaan saya adalah Albert Camus dan Rabindranath Tagore gila itu pemikirannya," paparnya. Dari situ obrolan berbau pemikiran filsafat terus bergulir. Ia juga bercerita, kala sedang tak ada kesibukan syuting, ia bisa berada di rumah selama sepekan penuh. Dan buku adalah salah satu caranya menghabiskan waktu.



Agus menyinggung bagaimana pemikiran Tagore menginspirasinya dalam berikan nama ke anaknya. "Nama anakku itu Kunkeira Gaela atau jadilah malaikat berambut gelap, ini dari salah satu puisi Tagore." Sementara untuk referensinya dalam seni peran ia banyak menonton film dari berbaai jenis aliran untuk memperkaya pembacannya akan sebuah peran.


Namun ia pun mengaku bahwa dalam mematangkan peran, ia paling suka mengamati orang.


"Seni peran saya berlatih dengan melihat dan membaca karakter orang. Ini saya melihat kamu juga belajar, melihat detail-detail apa yang dilakukan dan gimana gestur badan juga. Teater itu lebih dalam sebenarnya, saya sendiri kan bukan lulusan teater. Teater itu bagaimana kita mengenal manusia kalau menurut saya," jelasnya.


Sebelum akhirnya berpamitan, Agus pun dengan penghayatan menyimpulkan makna dirinya. "Rumah itu pulang. Di mana semua orang yang kamu sayangi ada di sini. Semua yang kamu bina ada di sini." Irumah bagitu alasannya rumah harus dibuat senyaman mungkin, nyaman buat diri dan seluruh keluarga.


(ass/mmu)