Maestro Balet Farida Oetoyo Meninggal Dunia

Jakarta - Panggung seni tari kontemporer Indonesia kehilangan salah satu maestro terbaiknya. Farida Oetoyo, yang selama ini dikenal menekuni balet, meninggal dunia, Minggu (18/5/2014) pukul 03.49 dini hari. Farida meninggal di usia 75 tahun karena sakit.

"Meninggal di rumah sakit Bintaro dan jenazah akan disemayamkan di Ballet Sumber Cipta Jalan Pondok Pinang Raya Nomer 1," tutur salah seorang murid tari Farida, Adella Fauzi dalam informasinya kepada detikhot.


Selanjutnya, jenazah Farida Oetoyo akan dimakamkan di TPU Tanah Kusir seusai salat Dzuhur.


Farida Oetoyo lahir di Solo, 7 Juli 1939. Bakat seninya mengalir dari orangtuanya yang seorang musisi dan bintang film terkenal di zamannya. Belajar balet sejak belia di berbagai negara, Farida tumbuh menjadi seniman tari kontemporer terkenal di Tanah Air.


Salah satu repertoar terbarunya berjudul 'Burung-burung' berhasil menarik perhatian publik ketika dipentaskan di ajang Art Summit Festival di Jakarta pada 2001. Karya sebelumnya yang terkenal antara lain 'Rama & Sinta' dan 'Gunung Agung Meletus'.


Pada 1976, Farida membuka sekolah ballet sendiri dan memberinya nama Ballet Sumber Cipta. Selain menjadi kepala sekolah dan direktur artistik sekolah tersebut, ia juga memimpin grup tarinya, Kreativitat Dance Indonesia.


Menikah dengan sutradara ternama Sjumandjaja, Farid pernah terjun ke dunia film. Jejak aktingnya bisa dilihat di film-film karya Sjumandjaja, seperti 'Apa Jang Kau Tjari, Palupi?' (1969), 'Perawan di Sektor Selatan' (1971) dan 'Bumi Makin Panas' (1973).


Dari pernikahannya dengan Sjumanjadja, Farida dikarunia dua orang anak, Yudhistira dan Sri Aksan. Nama yang terakhir tersebut dikenal sebagai mantan dramer band Dewa, Wong Aksan.


(mmu/mmu)