Butet Kartaredjasa Narasikan Ronggeng Dukuh Paruk Selama 23 Jam

http://us.images.detik.com/content/2014/03/08/1059/1ronggengsekardanwigatibanyumas.jpgTarian oleh Ronggeng Sekar dan Wigati Banyumas di Galeri Indonesia Kaya, Jumat malam (7/3/2014)


Jakarta - Bagi seniman Butet Kartaredjasa membaca novel 'Ronggeng Dukuh Paruk' tak sama dengan akting di atas panggung teater. Ia harus fokus membaca setiap teks, membangunkan adegan di dalamnya, dan menarasikannya dengan baik.

"Paling sebel saat narasikan karya itu tiba-tiba ada gangguan kayak tadi, ada dering handphone. Fokusnya langsung buyar," katanya usia peluncuran buku audio 'Ronggeng Dukuh Paruk' di Galeri Indonesia Kaya, Jumat malam (7/3/2014).


Menurutnya, baik akting teater maupun membaca karya sastra tak bisa dibandingkan kesulitannya. "Itu dua hal yang berbeda, tapi saya senang sekali bisa membacakan karya sastrawan ternama Ahmad Tohari," ujarnya.


Ketika ia ditawarkan oleh Digital Archipelago untuk menarasikannya, Butet langsung mengiyakan. Di hari pertama, ia bersama timnya merekam novel bagian pertama tersebut selama 6 jam hingga ketiga bagian selesai. Totalnya yakni 23 jam.


"Ketika aku sudah baca teks, itu enggak akan bisa berhenti. Langsung terbawa suasana. Uniknya, kita harus bisa membangun suasana, dialog dan adegan yang ada di teks," kata Butet.


Saat penampilan di Galeri Indonesia Kaya, Jumat malam lalu (7/3/2014), Butet pun mendapatkan pujian dari pengarangnya Ahmad Tohari. "Butet berhasil membacakan dan menyampaikan pesan karya saya dengan sangat bagus sekali," ujar Tohari.


Ke depannya, jika ia kembali ditawari membaca karya sastra, Butet menginginkan karya Umar Kayam. "Masa kecil dan remaja saya besar oleh novel-novel Umar Kayam dan Ronggeng Dukuh Paruk ini," kata Butet.


(tia/bar)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!