Lebih dulu 'Lawuh Boled' membuka selama kurang lebih delapan menit. Film pendek garapan siswa SMA Banyumas itu menceritakan sebuah desa yang hampir seluruh penduduknya hidup dari raskin (beras untuk orang miskin). Penonton dibawa menuju konfik yang sangat sederhana, tapi sekaligus menyentuh.
Kegagalan pemerintah daerah dalam mengurusi masalah paling mendasar itu diperparah lagi dengan ketidakmerataan pemberantasan buta huruf. Tentu, tidak seru jika semuanya diceritakan panjang lebar di sini.
Berikutnya adalah film panjang karya Icíar Bollaín yang mengangkat masalah lingkungan dalam film berjudul 'Even The Rain'. Diceritakan seorang tim produksi film yang sedang melakukan proses pengambilan gambar di Bolivia dengan latar belakang tahun 2000, menggunakan penduduk asli.
Sayangnya, konflik 'Perang Air' yang terjadi saat itu membuat produksi film ini mengalami kendala. Tak hanya lokasi yang berubah jadi arena perang, tapi juga salah satu aktor utamanya yang ternyata adalah pemimpin masyarakat setempat, yang membawa demonstrasi dan bentuk protes lainnya untuk melawan penguasa.
Masalah air yang tersirat di antara pembuatan film tersebut memunculkan gejolak batin dari setiap orang, menyelesaikan film sesuai rencana atau turun membantu dengan cara mereka sendiri. Hati nurani mereka tersentuh.
Selain dua film di atas, masih ada 45 film lainnya yang mengangkat isu lingkungan dengan tema 'O Balihara' secara kritis dan mendalam. Baik film panjang maupun pendek, dari dalam dan luar negeri, akan diputar selama empat hari.
Tidak hanya film, StandUp Comedian, grup musik sampai kehadiran pendongeng tersohor PM. TOH akan menjadi rangkaian acara yang menyegarkan, juga menghibur. SToS Film Festival 2014 digelar 14-18 Maret 2014 di dua tempat, Goethe Institue dan Kineforum-TIM.
(hap/mmu)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!