Ruangan khusus tempat menyimpan koleksi dari masa Dinasti Tang. (Ropesta Sitorus/detikHOT)
Sejumlah barang ada yang dia dapat dengan cara menukar apartemennya di Australia. Ada juga yang dibayar dengan membangun sekolah berserta perlengkapannya, ditambah lapangan olahraga dan sejumlah uang.
Hampir 90 persen koleksinya didapat dari balai lelang Christie's yang ada di Eropa, Amerika, Hongkong, Australia. “Kita ambil dari balai lelang itu karena keasliannya, terus ada sertifikatnya, itu yang paling penting. Di sana selalu ada dua penelitinya untuk tiap barang, satu untuk sejarah dan satu untuk materialnya,” Mirza menimpali.
Hingga kini, barang bersejarah yang dikumpulkan Sjahrial mewakili 63 negara dan 21 provinsi di Indonesia, kebanyakan berasal dari Eropa, Timur Tengah, dan Asia terutama Indonesia.
Sjahrial gusar karena banyak kekayaan bangsa yang diambil begitu saja dan dijual dengan harga mahal di balai lelang.
Dia punya misi untuk membawa pulang benda budaya Indonesia, meski konsekuensinya ia harus merogoh kocek dalam-dalam. Ada arca yang berharga beberapa ratus ribu dolar, ada beberapa patung Buddha yang setara dengan harga mobil Mercy.
(ros/utw)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!