"Gue sudah lihat film biografi band seluruh dunia ya. Kalau gue lihat, film ini terbaik dibanding John Lennon, Jim Morison, itu boring! Tapi film Slank keren," komentarnya ketika ditemui seusai nonton bareng Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo di XXI Taman Ismail Marzuki, Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (26/12/2013) malam.
Tentu tak salah, mengingat Bimbim, Kaka, Ivan, Abdee dan Ridho pada akhirnya berhasil bangkit dari keterpurukan narkoba dan menjelma menjadi band rock n' roll nomor satu di Indonesia. Dan bukan rahasia lagi bahwa penggemar mereka, Slankers, adalah penggemar band terbanyak yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
"Kalau Jim Morison ada filmnya dia pake drugs dan mati. Kalau Slank ada filmnya pake drugs dan sembuh. Berarti Slank lebih hebat," sambungnya sembari tertawa.
Tapi sebenarnya, di awal penayangan 'Slank Nggak Ada Matinya', Bimbim beserta para personel asli Slank sempat mengalami ketakutan jika film mereka tidak bisa diterima para Slankers. Namun, sepertinya sampai hari ini, ketakutan band pelantun 'Jurustandur' itu belum terbukti.
"Gue yang paling gue takutin komentar Slankers. Tapi ternyata bioskop di mana-mana diserbu Slankers. Itu yang bikin gue seneng," tutup rockstar yang memiliki dua putri itu.
'Slank Nggak Ada Matinya' serentak ditayangkan di seluruh Indonesia pada 24 Desember 2013. Film garapan Fajar Bustomi itu menceritakan tentang perjalanan bangkitnya Slank yang sempat terpuruk karena tiga personel mereka, Kaka, Bimbim dan Ivan terjerat narkoba.
Meski muncul di dalam film, personel asli Slank tidaklah memerankan diri mereka sendiri, melainkan hanya sebagai cameo (mulai dari satpam mall sampai Cleaning Service Hotel). Adalah Ricky Harun, Adipati Dolken, Ajun Prawira, Aaron Ashab dan Deva Mahendra yang berperan sebagai Kaka, Bimbim, Ridho, Ivanka dan Abdee. Serta aktris senior Meriam Bellina bermain sebagai Bunda Iffet.
(hap/mmu)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!