"Waktu itu pas film Sang Penari, Om Slamet ada kelas workshop akting judulnya Mind, Body, and Soul. Itu awal mula saya kenal dengan Teater Populer," katanya kepada detikHOT usai peluncuran buku 'Slamet Rahardjo: Sebuah Esai Sapardi Djoko Damono' di Galeri Salihara, semalam.
Dari latihan singkat tersebut sampai sekarang ini, wanita yang akrab disapa Pia jadi sering main ke sanggar dan ikut latihan. Ia pun kaget dengan kekeluargaan dari grup teater tersebut.
"Ternyata kekeluargaannya tinggi. Terus saya jadi sering main, ikut latihan lagi, main, latihan lagi sampai sekarang," ujarnya.
Sanggar tersebut diibaratkan sebagai rumah keduanya untuk belajar akting. Bila ada kawannya dari sanggar yang menelepon dan ia sedang punya waktu lowong, Pia akan langsung berangkat ke Sanggar Teater Populer di Jalan Kebon Pala, Jakarta Pusat.
Bagi Pia, Slamet Rahardjo adalah guru baginya. Jika gurunya sedang ada kelas akting di mana pun, ia selalu menyempatkan hadir.
Menurutnya, gurunya adalah sosok yang enerjik, jiwanya masih muda, enak diajak ngobrol, tidak ada jarak antara guru dan murid. Sekaligus bisa mengayomi bagi anak muda yang ingin belajar akting.
Di usia Slamet yang menginjak 65 tahun, Pia mengharapkan kesehatan bagi gurunya. "Semoga sehat terus, dan masih bisa bergerak dan berkarya," ujarnya.
(tia/utw)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!