Seluruh keluarga anak cucu dan menantu berbaur dengan warga desa mengiringi jenazah dari rumah hingga ke pemakaman desa setempat yang terletak tidak jauh dari rumah duka. Suasana haru pun terlihat meliputi keluarga besar Charmadi.
Tangis haru mulai pecah sejak kedatangan mobil ambulan yang membawa jenazah tiba di rumah duka. Jenazah langsung dimakamkan setelah terlebih dahulu disalatkan di musala desa setempat.
Sejumlah tetangga Charmadi mengaku tak menduga jika pria berusia 80 tahun itu tutup usia di perantuan. "Baru sebulan pamit ke jakarta untuk mencari rezeki, eh tahu-tahu pulang udah meninggal. Kami sama sekali nggak menduga," ucap Mualim, rekan Charmadi.
Sementara itu, Warsuni anak ke tujuh Charmadi menuturkan, pihaknya mengaku ikhlas atas musibah yang menimpa keluarganya. "Kami sudah ikhlas dan pasrah dan kami tidak menuntut apapun kepada Ari Wibowo, karena kami sadar ini adalah kehendak Tuhan," ucap Warsuni
Hal yang sama juga diutarakan oleh Tasripin, salah satu kerabat Charmadi. Menurut tasripin, pihak keluarga tidak menuntut apa-apa kepada adik kandung Ira Wibowo itu.
"Adapun soal kesanggupan untuk membiayai sekolah anak Charmadi itu adalah niatan Ari Wibowo sendiri, bukan permintaan atau tuntutan kami," ucap Tasripin.
Kedatangan dan acara pemakman ini juga menjadi tontonan warga dari berbagai tetangga desa terdekat. Karenanya jalan masuk ke rumah duka penuh sesak dengan warga masyarakat yang ingin melihat dari dekat prosesi pemakaman.
(kmb/kmb)
