Namun ternyata anak-anak Uje tak setuju dengan hal itu. Menurut Pipik, istri Uje, anak-anaknya memang ingin bisa mengenang lewat barang yang ditinggalkan Uje.
"Saya juga tanya kamu sendiri tahu 'gimana kamu, dari inti katanya 'dedek nggak mau, mau buat kenang-kenangan', saya menghargai," ungkap Pipik ditemui di kediamannya di kawasan Rempoa, Tangerang, Rabu (12/6/2013).
Sahabat Uje, Habib Mahdi juga mengatakan hal serupa. "Sebelum dilelang, saya tanya ke anak-anak, karena mereka sudah dewasa, kalau ada yang mau beli gimana, mereka bilang kalau bisa jangan, buat kenang-kenangan," jelasnya.
Belum lama ini barang uje berupa peci terlelang dengan harga fantastis. Rizal, remaja asal Bali menebus kopiah sang mubaliq sebesar Rp 31 juta.
Dalam kesempatan itu, Pipik juga menyampaikan banyaknya sumbangan yang masuk dari para donatur untuk pembangunan pesantren Uje. Pipik mengimbau agar para donatur untuk menyerahkan langsung sumbangannya ke keluarga Uje. Bukan kepada dirinya.
"Setelah 40 hari, masih banyak jamaah yang berdatangan ke sini kan. Jadi ada yang menyerahkan itu. Karena Umi nggak ada, dan mereka juga nggak mau yang ke sana, jadi akhirnya mereka memberikan itu kepada saya," jelas Pipik.
"Jadi kalau untuk jamaah yang menyumbang, mungkin bisa lebih langsung kepada keluarga almarhum. Jadi tidak ke saya, karena saya hanya fokus kepada anak-anak saya. Ini amanah beliau, empat anak ini adalah amanah yang harus saya jaga," paparnya.
(kmb/kmb)