Lewat yayasan amal yang dirintisnya, yakni Reach Out Worldwide, ia turun tangan meringankan beban yang dialami publik yang tertimpa bencana alam di beberapa negara. Dari bencana yang terjadi di Haiti hingga Indonesia pada 2010 lalu.
"Haiti mengalami gempa bumi yang hebat waktu itu. Sama seperti di Indonesia yang sebelumnya pernah ditimpa tsunami, kami memusatkan perhatian ke sana," ujar Paul.
Kepekaan yang ia miliki terhadap nasib manusia lainnya datang dari sosok sang ibu. Paul mengungkapkan, ibunya adalah seorang suster. Kakaknya juga mengikuti jejak ibunya. Dari situ ia pun menemukan pentingnya untuk menanamkan kepedulian.
Lewat yayasan yang ia miliki, ia merangkul banyak tenaga medis yang bisa ia kirimkan ke negara-negara yang terkena bencana. Paul mengaku dirinya dibantu oleh banyak dokter yang siap menjadi relawan.
"Setiap ada kabar bencana, aku selalu berusaha untuk bisa membantu. Aku harus datang ke sana dan menolong mereka yang jadi korban bersama rekan dan beberapa dokter yang aku bawa serta," tuturnya.
Bersama timnya dari Reach Out Worldwide ia memberikan bantuan bagi para korban bencana alam.
"Tentunya kami membantu mereka yang terluka juga mereka yang terkena dampak dari peristiwa bencana secara psikis," sambung Paul.
Hingga menjelang akhir hidupnya, ia pun terus menyuarakan kepedulian terhadap sesama. Pada hari kecelakaan maut yang menewaskannya akhir pekan lalu, Paul diketahui baru saja menggelar acara amal yang ia tujukan bagi korban bencana topan Haiyan di Fillipina.
(doc/mmu)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!