Semua bermula dari pernyataan yang dilontarkan Dave tentang kondisi keuangan Slayer. Sepanjang 2012, Slayer menggelar banyak konser namun ternyata Dave hanya mendapat sedikit keuntungan.
"Tahun lalu, saya menemukan 90% dari pemasukan tur Slayer dianggap sebagai pengeluaran, termasuk pembayaran profesional untuk manajemen, membuat band mengeluarkan jutaan dolar dan menyisakan 10% atau kurang untuk kami berempat," ujar Dave dilansir Female First, Senin (25/2/2013).
Dave pun berusaha untuk menyelesaikan masalah yang ia pertanyakan. Ia dan sang bassis Tom Araya menyewa seorang auditor untuk mencari tahu permasalahan yang ada. Tapi ternyata Dave tak memperoleh akses menuju data-data yang diperlukan.
"Saya menghabiskan liburan Natal dan Tahun Baru dengan menyadari saya sudah tur sepanjang 2012 tapi tak juga dibayar (kecuali nilai yang sedikit) ataupun mendapatkan angka yang pantas atas keringat dan darah selama setahun penuh," jelas Dave.
Ketika berusaha menyelidiki keuangan Slayer, Dave tak mendapatkan bayar sampai ia diminta menandatangi kontrak jangka panjang. Dalam kontrak Dave tak memperoleh penjelasan soal detail pembayaran ataupun bisa melihat semua kesepakatan secara transparan.
Dave pun menyampaikan kepada teman-temannya untuk mengganti model bisnis baru untuk Slayer, tapi ternyata ia mendapat penolakan dari sang gitaris Kerry King. Ia bersikeras tak tertarik untuk mengganti manajemen yang ada. Kerry pun mengancam akan mencari drummer baru jika Dave tetap mempermasalahkan soal kebijakan manajemen. Ternyata semuanya terjadi, Dave tak diikutsertakan dalam tur selanjutnya Slayer di Australia.
"Secara personal saya meminta maaf pada penggemar di Australia yang telah membeli tiket tur dan berharap melihat saya di posisi seharusnya. Saya sedih dan sejujurnya saya masih syok dengan situasi ini," tutur Dave panjang lebar.
(dee/mmu)
