Happy yang memerankan tokoh bernama Inggit Garnasih tersebut diharuskan berakting monolog selama 120 menit. Serta menghafalkan setiap adegan sesuai dengan waktu dan ruang yang telah ditentukan.
"Biasanya orang bermonolog satu jam, tapi ini dua jam. Pastinya butuh usaha lebih dan fisik yang kuat," ujarnya.
Namun, di antara 16 babak yang dimainkannya ada beberapa yang sulit dilakoni Happy. Yakni ketika Kusno-panggilan kesayangan Inggit- dibuang ke Endeh dan menjadi tahanan politik.
"Banyak peristiwa yang serupa tapi sebenarnya berbeda. Nah itu yang butuh fokus tinggi," ungkap Happy.
Bagian lainnya adalah ketika Soekarno dipenjara di Banceuy dan Sukamiskin, lalu peristiwa saat ia dibuang ke Endeh, dan ke Bengkulu.
Tapi di antara semua bagian dalam monolog tersebut, Happy menjelaskan justru yang paling emosional adalah ketika Inggit rela melepaskan Kusno dan menginjinkannya menikahi Fatmawati.
"Perasaan saya larut dalam tokoh Inggit, spiritnya untuk menjaga keutuhan keluarga, keikhlasan melayani Kusno meski pada akhirnya berani berkata tidak dan memilih pulang ke kampung halamannya di Bandung," jelasnya.
(tia/fk)