Ia mentautkan kameranya ke sebuah layangan. Namun jangan bayangkan layangannya yang kecil dengan kertas dan stik kayu kecil.
Gerco membuat layangan yang cukup besar dan kuat dari kayu dan kain, dan membiarkan ini terbang terbawa angin. Ia menggunakan alat transmiter untuk mengambil gambar dari dataran tempatnya berada, ketika ia merasa ada momen tepat yang patut diabadikan.
Namun sebenarnya sampai fotonya diambil ia tak tahu persis hasilnya akan seperti apa, sampai film negatifnya sudah dikembangkan.
Meski secara teknik karya fotonya termasuk kategori lanskap, namun elemen tradisional foto lanskap bisa dibilang minim dalam fotonya.
Dalam karyanya tak ada memiliki unsur horison antara langit dan dataran. Semua fotonya diambil lurus dari langit, membuat hasil jepretannya tampak abstrak dengan geometri sebuah lahan.
Penulis Peter Delpeut membandingkan karya De Ruijter dengan lanskap zig-zag karya Jean Dubuffet, memperluas sensasi dari pengalaman akan hal yang sebenarnya akrab alam keseharian pada perspektif yang sama sekali baru.
"Mereka seperti tidak terkait dengan keseharian kita. Gambarnya dibuat flat, dan memainkan banyak komposisi bentuk, garis dan warna," ujar Peter Delpeut, dilansir dari Huffington Post (22/01/2014).
Seperti anak-anak yang tengah bermain layangan untuk pertama kalinya, De Ruijter mengajak penikmat fotonya untuk merasakan sesuatu yang sama sekali baru, tampilan foto lanskap dari atas.
(ass/utw)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!