"Pelatnas Indonesia dari seluruh bidang bela diri ada di sini sebagai fighter. Kita fighter sangat banyak," kata Direktur Merantau Films Maya Barack-Evans saat berbincang dengan detikHOT dan beberapa media lainnya tentang produksi 'The Raid 2: Berandal'.
Proses pemilihan para petarung itu dilakukan langsung oleh Yayan Ruhiyan dan Iko Uwais yang juga koreografer action di film ini. Menurut Maya, 'The Raid 2: Berandal' memperkenalkan silat sebagai bela diri, namun tidak dikhususkan dalam satu aliran.
"Ada banyak style. Kayak di film pertama ada Joe Taslim yang dasarnya Judo, kali ini sama. Kita lebih memperlihatkan silat sebagai bela diri, bukan jurus dari satu perguruan apa, jadi penggunaannya disesuaikan dengan lokasi," jelas istri sutradara Gareth Evans itu.
Saat proses casting, Yayan dan Iko benar-benar memilih petarung terbaik dengan berbagai kriteria, selain tentunya bisa bela diri.
"Kita adegan fighting kan beneran, nggak ditahan-tahan, kalau sampai kena jangan ada heart feeling. Syuting kan juga proses yang lama dan bisa diulang-ulang, apakah staminanya sampai? Kedisiplinannya tinggi, berarti proses casting lumayan panjang," jelas Maya lagi.
'The Raid 2: Berandal' menghabiskan waktu 7 bulan untuk pengambilan gambar. Oleh karena itu, Merantau Films yang didirikan Maya baru sanggup membuat satu film dengan hasil maksimal dalam satu tahun, dan sangat berharap kepada penonton untuk menyaksikan filmnya di bioskop dan tidak mencari bajakan.
"Karena untuk mengerjakan proses satu film dengan hasil yang baik itu butuh waktu lama, jadi saya harap penonton lebih menghargai dengan menonton di jalur yang benar," serunya.
'The Raid 2: Berandal' akan tayang di bioskop pada 28 Maret mendatang.
(ich/mmu)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!