Sukses Sebagai Koreografer Setelah Jadi Penari Latar

Jakarta - Erick Hermawan Limans menyukai dunia seni sejak kecil. Pria 27 tahun ini pernah mencoba semua bidang seperti menyanyi, akting, modelling, hingga akhirnya menjatuhkan pilihan pada tari.

Dia melihat tari adalah sesuatu yang berbeda. Selain lebih sehat secara fisik, tari juga menguji daya imajinasi serta kreativitas. Bahkan, penari disebut sebagai orang cerdas karena mampu menggabungkan kekuatan otak kiri dan kanan.


"Menari itu enggak gampang, lho. Ada tantangannya sendiri. Tapi, menyenangkan," kata Erick kepada DetikHOT, Selasa (11/2/2014).


Kesempatan belajar tari didapatkannya sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Atas (SMA). Mulai ikut klub tari di sekolah sampai dipercaya menjadi koreografer di sekolah yang sama.


Selepas SMA, bakat Erick makin terasah dengan bergabung di beberapa dance company yang ada di Jakarta seperti ZZVONCIOUS dan United Dance Works. Sekarang, ia melebarkan sayap sebagai koreografer, instruktur, dan ikon tari se-Asia sebuah institusi kebugaran.


"Sebenarnya kuncinya itu ada di satu kata "dance", tapi kemudian dapat berkembang menjadi profesi yang berbeda dan memiliki fungsi yang berbeda beda juga asalkan konsisten menjalankannya," ujarnya.


Lebih jauh, Erick menegaskan, tidak ada usaha yang instan untuk mencapai sebuah kesuksesan. Menjadi penari atau koreografer handal tidak bisa langsung sekali jadi. Pasti melewati tahapan, salah satunya sebagai penari latar.


(fip/ass)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!