Jika sebagian artis menjaga eksistensinya lewat kemunculan di televisi, tidak dengan Ari Lasso. Solois kawakan itu justru mengesampingkan tawaran televisi dan lebih memilih menggebrak panggung-panggung di stadion atau lapangan terbuka.
"Mungkin awal gue dulu begitu, tapi eksistensi gue sekarang yang di panggung. Gue seneng sih nggak tampil di televisi, toh kalau gue nggak dikenal, gue nggak akan sampai di sini," tutur Ari Lasso saat ditemui di Senayan, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2014).
"Daripada gue tampil satu atau dua lagu dengan honor, mohon maaf, kecil lebih baik gue manggung di stadion yang bisa ketemu fans, bisa berhadapan langsung dengan fans. Televisi paling lama buat promo juga cuma satu bulan," sambungnya.
Alasan lain yang juga diungkap Ari adalah soal tim kreatif program musik televisi yang dinilainya tak bagus dalam mengemas penampilan para musisi. Belum lagi, kebanyakan pihak televisi menghubungi pemusik di waktu yang terburu-buru dan tak jarang bentrok dengan jadwal off air lainnya.
Selain itu, mantan vokalis Dewa 19 itu juga merasa bahwa acara musik di televisi saat ini sudah tidak semurni dahulu.
"Dulu kalau ada acara musik adalah acara musik. Sekarang karena dituntut untuk menampilkan sesuatu yang berbeda, membuat acara musik nggak bisa berdiri sendiri. Bukannya tidak bagus, hanya gue termasuk yang nggak suka seperti itu," tegas pelantun 'Perbedaan' itu.
Meskipun begitu, Ari Lasso tidak lantas menyudutkan perbedaan tersebut ke penilaian soal kualitas yang dianggap rendah. Ia menyadari, hal itu terjadi karena revolusi industri musik yang berjalan cepat.
"Gue nggak bicara kualitas, masing-masing punya pendapat untuk diperdepatkan. Tapi, memang ini lagi revolusi industri musik yang sangat cepat. Industri konvensional sudah mulai mati, jualan kaset dan CD susah. Jualan lagu itu adalah produk, efek lainnya kita ambil di panggung," tutup Ari Lasso.
(hap/mmu)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!