Acara ini merupakan diskusi dan berbagi cerita pengalaman para tokoh di balik film 'Haji Backpacker'. Masing-masing tokoh ini pun menceritakan pengalaman menarik. Misalnya sang sutradara, Danial Rifky yang menceritakan kepada hadapan mahasiswa perihal teknis film yang ia arahkan.
"Ada dua hal yang paling penting bungkus dan isinya, film Indonesia yang pertama syuting di 9 negara belum pernah ada pemandangan Nepal, itu dari segi bungkusnya. Kalau ini lebih dari perjalanan batin, jadi bukan hal-hal teknis agama tapi lebih ke ketulusan batin," ujar Danial.
Sementara Laura Basuki menceritakan pengalamannya memerankan karakter penduduk Tiongkok. Ia bertemu dengan Mada dan menjadi 'penyelamat'. Apa kesulitannya?
"Susah, habis perannya bukan orang Indonesia, ngomong bahasanya Mandarin dan Inggris, tapi aksen Tiongkok. Di keluarga nggak ada yang bisa bahasa Mandarin," cerita Laura yang memang memiliki darah Tionghoa itu.
Lain pula dengan sang pemeran utama Abimana Arsyasatya yang mengatakan bahwa karakter pribadinya dan Mada memiliki sedikit kesamaan. "Setiap kerjaan itu ada dan kebetulan apa yang dialami Mada pernah saya mengalami dari pusatnya," kata Abi.
Acara yang berlangsung selama 45 menit ini pun ditutup dengan foto bersama dan pembagian kaos serta CD kepada para mahasiswa. 'Haji Backpacker' yang diproduksi Falcon Pictures itu tayang pada 2 Oktober mendatang.
(mah/ich)
