Koreografer Muda 3 Kota Pentas Bersama di Jakarta

Jakarta - Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) menampilkan tiga koreografer muda berbakat. Mereka dipilih berdasarkan karya masing-masing yang telah diciptakan sebagai karya ujian maupun dipentaskan secara kolektif.

Melalui DKJ Choreo-Lab, koreografer muda terpilih menampilkan tarian hasil kreasinya semalam di Teater Kecil, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat. Mereka adalah Sabri Gusmail asal Padangpanjang, Poppy Parissa dari Jakarta, dan Otniel Tasman asal Solo.


"Kami memakai idiom laboratorium seperti yang dilakukan di era 1960-an untuk mencari peluang kreatif dan dialektis," ucap Ketua Umum DKJ Irawan Karseno saat pembukaan, Kamis (18/9/2014).


Sebelumnya mereka mengikuti workshop selama empat hari di Studio Hanafi, Depok dengan narasumber perupa Hanafi, Suprapto Suryodarmo (pencipta pendekatan gerak Joged Amerta), Hasif Amini (sastra), Totot Indrarto (film), dan Faiza Mardzoeki (teater). Setelah selesai workshop, ketiga fotografer menciptakan ulang karyanya.


Koreografer Otniel menggelar 'Barangan', Poppy Parissa dengan 'Gajah vs Semut' yang mencampurkannya dengan teknik stand up comedy, dan Sabri Gusmail dengan karya tari 'Waktu dalam Lipatan'.


"Karya mereka pernah dipentaskan dan dicipta ulang. Kami menganggapnya sebagai spesimen dari konsep laboratorium itu," ungkap anggota Komite Tari DKJ Helly Minarti.


Pentas yang bertajuk 'DKJ Choreo-Lab: Process in Progress' ini lahir dari program-program pendahulunya yang dirintis oleh Sal Murgiyanto di tahun 1970-an hingga awal 1980-an. Waktu itu anggota Tari DKJ menyelenggarakan acara 'Pekan Penata Tari Muda' selama empat tahun berturut-turut. Melalui program ini diharapkan koreografer muda dapat lahir mengisi dunia seni tari Indonesia.


(tia/mmu)