'Escape Plan': Dua Legenda Menguak Laga

Jakarta - Dua bintang laga terbesar era 80-an dan 90-an bermain bersama dalam sebuah film yang akan membuat generasi jadul bergembira. Sylvester Stallone bermain sebagai Ray Breslin, seorang wirausahawan yang memiliki usaha independen di bidang jasa keamanan. Tugas utamanya mengetes apakah penjara telah dibentengi penjagaan yang maksimum untuk bisa dibobol para napinya.

Jasa Breslin digunakan oleh hampir semua penjara-penjara dengan maximum security di seluruh Amerika Serikat. Alkisah, suatu kali Breslin mendapatkan tawaran dari Jessica Miller (Caitriona Balfe) yang diutus CIA untuk mengetes sebuah penjara rahasia yang menangani para tawanan spesial.


Sebegitu spesial dan rahasianya penjara ini sampai rekan-rekan Breslin, Hush (50 Cent) dan Abigail (Amy Ryan) tidak boleh mengetahui lokasi aslinya. Breslin menerima pekerjaan ini dan masuklah dia ke sebuah penjara yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Lupakan jeruji besi dan borgol, penjara ini lebih mirip laboratorium eksperimen. Semua penjaganya memakai topeng hitam, semua sel terbuat dari kaca tembus pandang dan sepertinya Breslin tidak akan keluar dari penjara tersebut.


Saat itulah dia bertemu dengan Rottmayer (Arnold Schwarzenegger). Breslin yang tadinya agak skeptis sekarang menemukan sedikit celah untuk bisa menembus pertahanan penjara yang spesial didesain agar tidak tertembus. Dan, benar seperti kata Taylor Swift, two is better than one.


Bahkan dengan plot yang lemah –jangan coba-coba bandingkan dengan serial 'Prison Break' yang jauh lebih menegangkan dan cerdas– 'Escape Plan' memiliki banyak potensi. Schwarzenegger dan Stallone tampil dengan wibawa, kharisma dan tentu saja otot yang mampu membawa film ini menjadi renyah untuk dinikmati. Persahabatan keduanya dan bagaimana mereka berinteraksi satu sama lain adalah pemandangan asyik untuk dilihat. Jika Stallone beraksi dengan kecerdasan dan ketelitiannya –sesuatu yang tidak akan pernah terbayang sebelumnya– maka Schwarzenegger mengimbanginya dengan menjadi tangan kanannya yang dapat diandalkan. Berdua, mereka bahkan bisa mengelabui sipir Willard Hobbs (Jim Caviezel, pemeran Yesus dalam 'The Passion of the Christ').


Selebihnya, hampir tidak ada yang bisa membuat 'Escape Plan' menjadi tontonan yang lebih bermakna daripada sekedar dua pria paruh baya berteriak-teriak membunuhi penjahat dengan pistol di tangan mereka. Banyak lubang di sepanjang film yang akan membuat Anda mengernyit. Penulis skripnya, Miles Chapman dan Jason Keller, bahkan tidak perlu repot-repot untuk menjelaskan kenapa Rottmayer berada di tempat tersebut atau motivasi asli kenapa Hobbs melakukan tindak kriminalnya.


Ketimbang menjelaskan lebih detail hubungan antara Breslin dan Abigail, penulisnya malah lebih sibuk menyiapkan dialog-dialog pendek yang penuh dengan joke buruk. Meskipun begitu, Anda yang sewaktu kecil memandang Schwarzenegger dan Stallone sebagai dewa, harus menyaksikan film ini.


Film ini tidak semenyenangkan 'The Last Stand' yang dirilis awal tahun ini, namun jauh lebih bermartabat ketimbang 'The Expendables'. Dan, saya tidak mengingkari, memang menyenangkan melihat dua bintang action paruh baya ini berteriak dalam slow-motion sambil membunuhi para penjahat.


Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.


(mmu/mmu)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!