Kebobrokan narkoba kemudian berlanjut lebih gencar lagi memasuki festival-festival musik kelas wahid. Tidak cuma di Indonesia saja, kejadian meninggalnya penonton konser akibat narkoba justru sangat marak di Inggris. Itulah kenapa saat ini, The Association of Independent Festival mendaftarkan 25 festival musik dengan tingkat transaksi narkoba tertinggi.
Dilansir oleh BBC News, Selasa (6/5/2014), narkoba yang menjadi target operasi adalah 'legal highs'. Obat berbahaya yang menjadi salah satu bahan dari makanan tumbuhan. Meskipun mempunyai embel-embel 'legal' tetap saja, kematian akibat 'legal highs' meningkat drastis, seperti tahun lalu dimana jumlah orang yang meninggal mencapai 52 orang (tahun sebelumnya 29 orang).
"Obat itu (legal highs) adalah fokus yang serius di seluruh festival. Isu itu tidak akan pernah mati dan terus membesar. Melarangnya di festival milik kita adalah satu-satunya cara untuk mengatasinya. Kita harus membuat penonton dan penggemar peduli bahwa 'legal highs' berbahaya. Kita harus membantu mereka (penonton dan penggemar) memilih yang aman dan bersenang-senang," ungkap Co-Founder Association of Independent Festival, Ben Turner.
Bekerjasama dengan situs 25 festival tersebut, Ben Turner menggagas melakukan black campaign dengan cara, mematikan semua konten di masing-masing situs selama 24 jam, Senin (5/5) waktu Amerika Serikat dan menggantinya dengan tulisan 'Don't Be In the Dark About Legal Highs'. Gambar bola lampu yang sedang berpijar tak luput sebagai penggambaran akan ide.
Berikut nama-nama festival musik di Inggris yang menjadi target
1. Glastonbury
2. T in the Park
3. Bestival
4. Lovebox
5. Global Gathering
6. Secret Garden Party
7. Sonisphere
8. We Are FSTVL
9. 2000trees
10. ArcTanGent
11. Kendal Calling
12. Festibelly
13. Blissfields
14. Truck
15. Brownstock
16. Y Not Festival
17. Tramlines
18. Belladrum Tartan Heart
19. Leefest
20. Nozstock
21. Wakestock
22. Shambala
23. Glasgow Summer Sessions
24. Parklife
25. Eden Sessions
(hap/ron)