Koreografer Miroto Bikin Kolaborasi Tari dan Teknologi Teleholografis

Yogyakarta - Martinus Miroto, pria kelahiran 28 Februari 1959 di desa Gamping, Sleman, Yogyakarta terkenal di dunia seni tradisi dan tari kontemporer Tanah Air. Kariernya melejit ketika keliling Amerika Serikat dengan rombongan Kraton Yogyakarta sebagai penari klasik di tahun 1991.

Setahun berikutnya, Miroto mendapat grant dari Asian Cultural Council untuk mengikuti American Dance Festival di Durham, North Carolina. Berbagai negara pernah disambanginya baik menari maupun memberikan workshop.


Kini, tarian 'Simulakra' adalah ciptaan terbarunya. Kolaborasi antara dua genre (tari dan teknologi) ini menjadikan 'anak baru' yang terbilang pertama kalinya di dunia seni pertunjukan.


Baca juga: Seram! Novel Grafis Ini Ungkap Perbudakan di Brasil


"Teknik pepper's ghost ini sebetulnya pernah ada untuk adegan magic atau di opera. Mungkin di abad ke-16 dan sama menggunakan kaca. Orang di bawah tapi kelihatan di layar seperti hantu," ucap Miroto di sela-sela pelatihan di Studio Banjarmili, Sleman, Yogyakarta, semalam.


Namun, teknik 'teleholografis' yang dilakukannya bersama 4 penari dari tiga kota baru pertama kalinya. "Mereka muncul dengan wujud tiga dimensi dan itu benar-benar pertama di Indonesia."


"Teknologi ini bukan hologram tapi holografis. Belinya di Beijing dan perdana akan dipakai di auditorium Galeri Indonesia Kaya. Para penari juga live dan bukan recording," tambahnya lagi.


Kolaborasi antara tari dan teknologi ini menampikan para penari handal. Di antaranya Miroto yang akan ikut menari, Mugiyono Kasido, Mila Rosinta, Bli Adi, dan Lora Vianti. Didukung dengan musik bernuansa elektronik yang dipersembahkan oleh Widi Grup yang berasal dari Yogyakarta. Miroto Dance juga bekerja sama NanJombang Dance Company, Mugidance dan ISI Padang Panjang. Serta didukung pula oleh Picture Style Cinema dari segi multimedia, dan oleh Studio Tari Banjarmili dari segi panggung holografis pepper's ghost itu sendiri.


(tia/dal)