Era film komedi zaman Ateng-Iskak, Srimulat, Warkop DKI, dan Benyamin memang sudah lewat. Memang beberapa konten yang dihadirkan, mengandung unsur slapstick, serta kontak fisik yang memicu tawa.
Namun pada perkembangannya, tak sedikit presenter atau komedian yang menggunakan kontak fisik berlebihan. Padahal yang dilakukannya itu belum tentu lucu, dan malah menjadi contoh tak baik bagi penonton.
Sutradara Anggy Umbara dan Falcon Pictures berusaha mengembalikan atau setidaknya menampilkan komedi yang seharusnya, dan dibalut dengan action. "Filmnya harus mikir juga, sama kayak nonton stand up comedy," ujar Anggy.
Hal yang cukup unik, Anggy mengaku bukan pecinta komedi. Ia bahkan jarang tertawa ketika melihat tayangan-tayangan komedi di Indonesia.
"Kadang saya merasa ada kelainan. Komedi seleranya berbeda-beda, saya biasanya memperhatikan detail lain," tambah sutradara bergaya nyentrik itu seraya tertawa.
Nah, yang menjadi kekuatan dari film ini justru terletak pada delapan karakter comic yang menjadi pemain utama. Masing-masing dari mereka akan menampilkan kemampuan terbaiknya untuk melucu, dari skenario maupun tipikal lawakan.
"Di sini ini comic dipilih karena karakternya, lihat aja ngga ada yang ganteng," sindirnya seraya tertawa.
(ich/fk)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!