Desainer Interior Francis Surjaseputra Gelar Pameran Tunggal di Jakarta

Jakarta - Komite Seni Rupa Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), kali ini mengajak seorang desainer interior dan produk Francis Surjaseputra untuk menggelar pameran tunggalnya di Jakarta. Eksibisi bertajuk 'Hibrida' akan dibuka malam ini di Galeri Cipta III, Taman Ismail Marzuki, dan berlangsung hingga 15 Desember mendatang.

Dalam karya-karya Francis, para pengunjung dapat melihat berbaurnya antara penalaran desain, penanganan craftsmanship, dan ekspresi personal yang bersinggungan dengan dunia seni.


"Praktik seni rupa akhir-akhir ini memperlihatkan semangat para perupa kontemporer untuk mendekatkan jarak apresiasi dengan pendekatan-pendekatan cara pandang yang membebaskan Lewat pendekatan fungsional," ucap Ketua Umum DKJ Irawan Karseno , Selasa (2/12/2014).


Pameran ini diyakininya mampu menjadikan desain sebagai alat bicara atau kritik serta membuka cakrawala dunia seni rupa. Beberapa tahun belakangan, produk desain di dunia maya pun makin meningkatkan perkembangan desain produk. Ditambah lagi dengan banyak munculnya para perancang muda.


"Perkembangan dunia desain produk dibagi menjadi tiga lapisan yang khas. Tiga lapisan tersebut adalah desain modern, industri kreatif atau craft, dan perpaduan antara eklektik dan modern. Ketiga generalisasi tersebut dapat kita saksikan dalam pameran-pameran besar desain produk di kota-kota besar di Indonesia," ucap pengamat seni rupa Chandra Johan.


Dalam dunia desain interior dan produk, nama Francis sudah terkenal. Ia adalah pendiri firma desain PT Axon Sembilan Puluh yang banyak menangani proyek bidang retail dan hospitality. Francis juga dipercaya sebagai ketua Himpunan Desainer Interior Indonesia (HDII) nasional periode 2013-2015.


Karya-karya Francis yang akan dipamerkan di antaranya adalah FurniLove dan Suru. 'Furnilove' adalah sebuah konsep furniture yang mampu melayani atau merespon kebutuhan manusia secara interaktif dalam membangun hubungan intim.


Sedangkan 'Suru' adalah alat makan dari daun pisang yang dilipat sedemikian rupa. Pada kedua karya tersebut Francis, mengawinkan nilai-nilai craft dengan pakem-pakem desain kontemporer.


(tia/mmu)