Namun bukan sembarang fotografi, ia menyebut karyanya sebagai stereofotografi.
Tahun 2009 lalu ia menerbitkan buku berjudul 'A Village Lost And Found'.
Buku ini berisi streotografi dari koleksi gambar di era Victoria. Gambar tiga dimensi ini ia kembali tuangkan pada kreasi buku terbarunya yang berjudul 'Diableries: Stereoscopic Adventures In Hell'.
Ya, tak berjauhan dengan hari perayaan Halloween pada 31 Oktober 2013 nanti. Brian mengambil tema setan dan tengkorak dalam penggambaran satir, seolah mengajak kita tur ke neraka dalam tampilan 3 dimensi.
Dalam buku terbarunya ia memampang sekitar 200 gambar 3D yang khas abad Victoria, mengenai kehidupan abadi di alam kutukan. Stereoskopik ini juga bisa dilipat, jadi memungkinkan bagi pembaca untuk melihat gambar-gambar acak 3D.
Gambar stereoskopik adalah teknologi yang pertama kali dimulai tahun 1860 di Paris. Efeknya sederhana namun memukau: Dua foto dari subjek yang sama, diambil dari sudut yang sedikit berbeda dan ditempatkan berdampingan. Bila dilihat melalui stereoscope, gambar bercampur dan menciptakan efek 3-D.
“Bentuknya sangat menakjubkan dan komposisinya membuat kita ingin berpetualang," ujar Brian May seperti dilansir dari Huffington Post (28/10/2013). "Aku sangat menyukai fakta bahwa, ini akan berubah saat kamu memberikan cahaya."
Brian May, 66 tahun, menjelaskan bahwa gambar-gambar dalam buku ini merefleksikan mood di Perancis pada tahun 1860 hingga 1890. Ia membuat buku ini bersama dua orang temannya, Denis Pellerin dan Paula Fleming.
Buku terbarunya ini dipublikasikan oleh London Streoscopic Company pada 19 Oktober 2013 lalu. Selama satu pekan ini, Brian May masih akan berada di New York, Amerika Serikat untuk mempromosikan buku terbarunya.
(utw/utw)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!