Situs Streaming Lagu 'Bunuh' Penjualan Album di Inggris

Jakarta - Kemajuan teknologi ternyata layaknya dua mata pisau untuk industri musik. Satu sisi bisa mendukung perkembangan, namun sisi lain juga bisa membunuhnya.

Seperti memasuki era modern ini, setiap penikmat musik bisa menikmat lagu yang lewat situs-situs streaming lagu. Satu sisi hal tersebut memudahkan penikmat musik untuk menikmati musik yang mereka sukai.


Namun, secara tak sadar hal tersebut justru seperti membunuh musisi secara perlahan. Hal tersebut berdasarkan data yang dibuat oleh British Phonographic Industry (BPI) dan the Entertainment Retailers Association (ERA) yang merupakan lembaga yang mengamati perkembangan industri musik Inggris.


Dua lembaga tersebut mencatat bahwa penjualan album fisik dan online mengalami penurunan di 2014. Setidaknya penurunan terjadi lebih dari 15 persen di 2014.


Riset pun menunjukkan bahwa para penikmat musik dari daratan Inggris lebih memilih untuk mendengarkan lagu via streaming dibanding harus membeli secara online atau pun penjualan lainnya. Kenyataan tersebut pun pastinya merugikan bagi pelaku musik dunia.


Ironisnya lagi dua lembaga tersebut pun juga merilis perihal animo penikmat musik Inggris tetang streaming lagu online. Data yang keluar adalah streaming lagu secara online mengalami peningkatan lebih dari 12 persen.


Situs streaming lagu Spotify pun tercatat sebagai situs terbanyak yang men-streaming lagu. Setidaknya lebih dari 12 juta orang di Inggris menggunakan Spotify untuk mendengarkan lagu lewat situs tersebut.


Hingga akhirnya, dua lembaga tersebut menyimpulkan bahwa perkembangan streaming lagu sadar atau tidak 'membunuh' penjualan album. Padahal, beberapa tahun belakangan industri terbantu dengan melejitnya tren penjualan album online baik lewat iTunes, Amazon atau situs lainnya.


(fk/mmu)