"Saya belum tahu somasinya seperti apa. Saya mau nanya, mereka udah nonton apa belum? Untuk pemelintiran sejarah, saya harap mereka nonton dulu," kata Lukman saat ditemui usai pres screening filmnya di Djakarta Theater, Thamrin, Rabu (7/1).
Film 'Di Balik 98' memang baru ditayangkan di bioskop pada 15 Januari mendatang. Tetapi pihak yang mengatasnamakan aktivis beranggotakan 25 orang itu menyebut filmnya tidak akurat dalam penuturan sejarah.
Salah satunya ada bendera PRD (Partai Rakyat Demokratis) berkibar di tengah aksi demonstrasi mahasiswa di depan Gedung DPR/MPR. Padahal gerakan mahasiswa saat itu disebut bebas dari campur tangan partai politik.
"Bikin film pertama disomasi. Buat saya ini pembelajaran yang baik. Mengenai somasi itu saya nggak bisa kasih tanggapan apa-apa karena saya belum tahu isi somasinya. Itu tapi hak mereka sebagai masyarakat hukum di Indonesia," lanjut Lukman.
Bintang film '7/24' itu mengaku telah melakukan riset dengan sumber yang valid untuk cerita yang berkaitan dengan sejarah. Lebih lanjut ia kembali menegaskan bahwa filmnya hanya mengambil sisi humanis dari drama keluarga yang berlatar tragedi 98.
"Kita dapat dari buku-buku yang sudah di-publish, yaitu buku BJ Habibie, Fadli Z. Semua ada datanya," tambah Lukman.
(ich/ron)