'Malavita': Potensi Besar yang Tak Tergali

Jakarta -

Datang dari tangan sutradara kesayangan asal Prancis, Luc Besson, 'Malavita' kalau dilihat dengan sebelah mata seperti sebuah film mediocre. Dengan Robert De Niro (lagi-lagi) memerankan tokoh mafia dan Dianna Agron yang diimpor dari 'Glee' untuk memerankan anaknya, film ini sama sekali tidak menjanjikan.


Alkisah, Giovanni (Robert De Niro) bersama istrinya, Maggie (Michelle Pfeiffer) dan kedua anaknya, Belle (Dianna Agron) dan Warren (John D’Leo) pindah ke Normandia dengan tujuan agar mereka tetap hidup. Setelah memasukkan salah satu mafia paling berbahaya ke penjara, Giovanni dan sekeluarga tak punya pilihan lain kecuali mengasingkan diri. Dan, Normandia sepertinya merupakan tempat yang tepat.


Walaupun Giovanni mendapatkan pengawasan penuh dari FBI, termasuk penjagaan ketat oleh Stan (Tommy Lee Jones), bukan berarti ia sekeluarga mudah beradaptasi di tempat baru tersebut. Maggie nekat meledakkan supermarket lokal karena dia kesal dengan si penjaga toko. Anaknya Belle menghajar habis-habisan bocah yang mencoba menipunya. Warren membuat link baru untuk menguasai seluruh sekolah. Dan, Giovanni mempunyai mayat segar di halaman belakang rumahnya.


Tapi, sekacau-kacaunya keluarga Giovanni, mereka tahu bagaimana cara untuk tetap menjadi akrab dan berusaha keras untuk tampil low-profile. Semuanya itu untuk mencegah agar teman-teman lama mereka di Brooklyn tidak mengejar mereka. Dan, kalaupun bisa dilacak, Giovanni sekeluarga bisa diandalkan untuk bertahan hidup dari kebuasan siapapun.


Luc Besson bersama Michael Caleo mengadaptasi 'Malavita' berdasarkan buku Tonino Benacquista dengan judul yang sama. Sebagai film action, karya dari sutradara yang sudah kita kenal dengan karya-karya legendaris seperti 'La Femme Nikita', 'The Fifth Element' dan tentu saja 'Leon The Professional' ini tidak pernah kehilangan resep untuk membuat adegan yang menegangkan dan brutal.


Sebagai film komedi, usaha untuk membuat joke memang berhasil memancing tawa. Seperti salah satunya ketika Giovanni menjadi tidak terkontrol dan membahas lingkungan Brooklyn ketika komunitas lokal sedang memutar film Martin Scorsese yang terkenal, 'Goodfellas' –yang lucunya juga diperankan oleh Robert De Niro. Atau, ketika Maggie mengancam tetangganya yang mencoba mencuri perkakasnya. Tapi, joke selebihnya tak seseru itu.


Besson dan Caleo juga kurang selektif memilih sub-plot yang menarik. Bagian Belle menghajar anak-anak setempat yang kurang ajar memang seru. Tapi, bagian Belle galau dengan guru muda lokal sama sekali tidak membantu 'Malavita' menjadi lebih keren.


Secara akting, semua aktor senior dalam film ini dengan mudah memerankan karakter masing-masing tanpa perlu berusaha. Terutama Pfeiffer yang selalu membuat adegan menjadi seru. Walaupun karakter mereka bisa dibuat lebih dalam. Dianna Agron di sisi lain masih terbawa karakternya di 'Glee', terutama saat dia sedang menangisi kisah cintanya yang tak lancar.


Dengan editing yang stylish –pujian untuk Julien Rey– 'Malavita' adalah sebuah film action-komedi yang tetap menghibur dan seru untuk ditonton dengan teman-teman. Namun, bagi Anda yang sudah “hapal” dengan sepak terjang Luc Besson di dunia perfilman, 'Malavita' adalah sebuah film dengan potensi besar yang tidak tergali.

Candra Aditya penulis, pecinta film. Kini tengah menyelesaikan studinya di Jurusan Film, Binus International, Jakarta.

(mmu/mmu)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!