Manusia Urban ala Nyoman Sujana Kenyem di Ulang Tahun Philo Art Space

Jakarta - Mulai kemarin malam Senin (9/9/2013) hingga dua pekan kedepan, pecinta seni lukis bisa menikmati 18 lukisan karya Nyoman Sujana Kenyem, bertema manusia urban di Philo Art Space.

Rangkaian karya bertajuk 'Highest' ini ditampilkan pelukis jebolan Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) Denpasar ini berkisah tentang bagaiman kaum urban dengan mudah bisa melupakan budayanya.


"Saya mendapat inspirasi itu dari bagaimana orang yang tinggal di kota, meraih sesuatu dengan persaingan yang lebih tinggi, fokus mendapatkan itu, tapi dia jadi melupakan budayanya," ujar Nyoman Kenyem menjelaskan.


Semua lukisan itu diselesaikaan Nyoman Kenyem dalam waktu setahun saja. Ia banyak bermain dengan pola juga ikon yang dipadukan dengan warna-warna yang teduh seperti hijau, ungu juga biru. "Semua karya, saya padukan dengan berbagai aliran dalam seni lukis."


Dalam beberapa lukisannya juga ditemukan kesamaan karakter yang menyimbolkan manusia dalam skala massal. Beberapa pengamat seni sering mengkategorikan karya Nyoman Kenyem sebagai beraliran abstrak-dekoratif dan ekspresionis. "Ini tergantung pembacaan mereka. Saya suka bereksperimen, untuk bereksplorasi terus," ujar Nyoman Kenyem.


Pameran karya Nyoman Kenyem di Philo Art Space ini, sekaligus menandai ulang tahun galeri milik Tommy F. Awuy itu yang ke delapan tahun. Galeri di Jl. Kemang Timur itu tampak di padati pengunjung saat perayaan sekaligus pembukaan pameran itu.


"Dasar Philo Art Space itu kan untuk emerging artist, harapan saya ini bisa semakin memunculkan banyak seniman, kualitasnya juga semakin bagus," kata Tommy yang juga dosen di Filsafat Universitas Indonesia dan Sinematografi Institut Kesenian Jakarta.


"Ini kebetulan Nyoman Sujana Kenyem juga lagi berulang tahun ke 41. jadi sama-sama ulang tahun," kata Tommy kepada detikHOT.


Bagi Tommy sendiri, karya yang dipamerkan oleh Nyoman Sujana Kenyem kali ini mengekspresikan antara ikon dunia urban seperti gedung yang menjulang dan pohon tinggi besar sebagai ikon alam liar."Karyanya mengekspresikan keajubannya akan fenomena urban sekaligus sebagai sebuah kritik yang demikian halus," kata Tommy.


(utw/utw)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!