Seram! Novel Grafis Ini Ungkap Perbudakan di Brasil

Jakarta - Tidak semua cerita perbudakan masuk dalam buku-buku sejarah. Termasuk sejarah perbudakan di Brasil yang dikenal dengan negara rasis. Alasan ini yang membuat seniman Marcelo d'Salete menerbitkan novel grafisnya yang berjudul 'Cumbe'.

Kepada Huffington Post seperti dilansir detikHOT, Rabu (8/4/2015), ia menceritakan sejarah perbudakan yang ada di negara itu. "Brasil adalah negara rasis dan berkaitan dengan masa lalu. Kita tidak bisa mempertimbangkan perbudakan sebagai sesuatu yang lembut dan biasa," katanya.


Afro-Brasil di Brasil terdapat 53 persen dari 106 juta penduduk. Bahkan Brasil memiliki penduduk kulit hitam terbesar di luar Afrika. "Namun, negara ini masih menghadapi rasisme terbesar dan tiga kali mungkin menjadi korban dari kulit putih," ungkap d'Salete lagi.


Rasisme yang terjadi di negara itu berasal dari abad ke-16 dan lima juta budak dikirim ke Brasil dan Afrika. Meski, isu perbudakan dihapuskan di tahun 1888, tapi masih banyak penduduk Brasil yang terpinggirkan.


"Saya menciptakan ilustrasi di novel grafis ini dari cerita bangsa Bantu. Fakta ini diceritakan dari perspektif korban dan pertama kalinya muncul ke publik," tuturnya.


Ia adalah seorang ilustrator dan penulis sejarah. Di tahun 2008, d'Salete menerbitkan 'Night Light' dan 'Crossroads' pada 2011. Proyek yang dimulainya sejak 2006 ini diambil dari sumber primer dan sekunder isu-isu kolonial di Brasil.


Perjalanan grafis d'Salete dan novel grafis yang terbilang 'berani' ini mengungkapkan ekspresi artistik perbudakan yang tidak bisa mengubah masa lalu. "Tujuan saya melalui 'Cumbe', orang-orang di seluruh dunia memahami masa lalu budak Afrika di Brasil," harapnya.


(tia/mmu)