"Ide awalnya kita itu konsep cross-border visitor, atau kunjungan lintas batas negara. Jadi turis-turis itu mau datang ke perbatasan," buka Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar di Gedung Sapta Pesona, Jakarta Pusat, Rabu (18/9/2013).
Di pergelaran keenamnya ini, ASEAN Jazz Festival (AJF) 2013 tetap mengusung aliran musik jazz yang lintas genre. Tidak hanya fusion, ada swing, acid, funk sampai jazz etnik.
"Musik jazz itu bisa berkolaborasi dengan musik apa saja. Mulai dari musik tradisional sampai musik populer," tambah Sapta.
Dikoordinir oleh komposer Dwiki Darmawan, festival ini akan menyuguhkan sesuatu yang berbeda dalam pagelaran musik.
"Saya mencoba meramu straight ahead jazz. Keunikannya AJF 2013 adalah selalu ada pencampuran musisi-musisi jazz se-Asean dan kolaborasi musisi junior dan senior," tutur Dwiki.
Perihal pengisi acara, sejumlah musisi jazz dari Indonesia dan luar negeri telah menyatakan siap ambil bagian. Yuri Jo (Diaspora Indonesia asal Australia), Jeremy Tordjman (Perancis), Aslan Burhan (Turki) dan beberap penyanyi dari Malaysia dan Singapura.
Wakil dari Indonesia ada Rieka Roeslan, Barry Likumahuwa, Sierra Soetedjo dan Agam Hamzah. Tidak hanya itu, ada juga penampilan spesial dari lima grup band asal Batam, Tjepy and Friends, Malay Kadenza, Unveiled, KGC dan Ardhya.
Digelar selama dua hari, 20-21 September, AJF 2013 dikemas dalam tiga panggung. 'Wonderful Indonesia Stage', 'Jazz Indonesian Stage', dan 'Wonderful Keppri Stage'. Dan, hal paling menarik, acara ini terbuka untuk umun dan gratis.
(fk/mmu)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!
