Kehadiran seorang sutradara dalam sebuah film tentunya memiliki peranan yang sangat penting selain cerita yang kuat dan penampilan pemain. Apalagi mengadaptasi sebuah cerita novel ke dalam film layar lebar tentunya dibutuhkan kecermatan.
Indonesia memiliki banyak sutradara-sutradara handal, sebut saja Teguh Karya, Sjuman Djaya, Arifin C Noer, Usmar Ismail hingga Garin Nugroho. Para penerus mereka tak kalah menunjukkan potensi luar biasa dilihat dari film-film yang sukses digarapnya. Salah satunya, Benni Setiawan.
Benni bukanlah nama baru di dunia perfilman. Pada awal 90-an hasil tulisan naskahnya, 'Halimun' menuai sukses dan menjadi salah satu pionir drama TV (sinetron). Lewat sinetron yang juga turut melambungkan nama aktris Bella Esperance tersebut, sutradara terbaik FFI 2010 itu semakin dikenal sebagai penulis skenario handal.
Setelah meraih Piala Citra, nama Benni Setiawan semakin berkibar kencang dengan karyanya. Benni banyak berada di jalur komedi romantis, dan film-filmnya dapat dikatakan 'manis'.
Dalam film 'Bukan Cinta Biasa' yang dibuatnya pada 2009 ia menampilkan penyanyi Afgan untuk berakting. Disusul oleh film '3 Hati 2 Dunia 1 Cinta' yang mendapat pujian dan meraih penghargaan tertinggi FFI 2010. Di tahun berikutnya, Benni dan karyanya 'Masih Bukan Cinta Biasa' juga masuk di jajaran nominasi FFI 2011, dan memberi Benni sebuah Piala Citra.
Seperti apa sentuhan Benni dalam film 'Madre'? Saksikan di bioskop mulai 28 Maret mendatang.
(ich/mmu)