"Dengan dinyalakannya instalasi Awan Mendung karya Nus Salomo, pameran kontemporer ini resmi dibuka," ucap pembawa acara semalam.
Nus Salomo menjadi salah satu seniman yang berpartisipasi dalam pameran 'Contemporary Eye of Indonesian Art and Culture Heritage'. Instalasi berjudul 'Angkara Mega' ini dianggapnya sebagai ikon Indonesia.
Baca Juga: 'Menyeberang Jembatan', Sajak Aan Mansyur tentang Sang Ibunda
"Mega mendung selalu digambarkan dalam dua dimensi seperti di batik tapi saya membuatnya dalam tiga dimensi," katanya kepada detikHOT.
Namun, ia menambahkannya dengan unsur angin, petir, dan hujan sebagai visualisasi dari 'Angkara Mega'. "Saya berharap akan ada visual lebih dengan instalasi mega mendung yang lebih banyak tapi pastinya butuh tempat yang lebih gede," ungkap Nus.
'Angkara Mega' terinspirasi dari relief-relief candi dan keraton Jawa sejak jaman dahulu kala sudah ada motif mega mendung. Selama ini, motif mega mendung hanya sebagai elemen pendukung dan bersifat grafis tapi Nus menjadikannya ikonik.
Nus pun sengaja memajang di langit-langit galeri agar para penikmat seni dapat menikmatinya dari berbagai sisi berbeda. Seperti samping dan awan. Awan tri matra ini juga akan memenuhi bagian atas ruang dengan pencahyaan di setiap objek awan.
Tertarik melihatnya? Eksibisi ini digelar hingga 17 Mei 2015 di Dia.Lo.Gue Artspace, Jakarta Selatan.
(tia/mmu)