Persembahan tersebut berjudul 'Helateater' yang menampilkan monolog tari, teater boneka, pantomime, pembacaan dramatik dan kisah adaptasi lainnya. Lima lakon dijadwalkan akan dipentaskan oleh enam kelompok teater dari Jakarta, Solo, dan Yogyakarta.
Di pekan pertama April, diisi oleh Teater Boneka Cing Cing Mong asal Solo. Dengan naskah 'Madekur dan Tarkeni atawa Orkes Madun I', mereka menggunakan wayang golek sebagai elemen utama di atas panggung. Kedua, Prodi Teater IKJ yang mementaskan lakon 'Mega-mega'.
Baca Juga: Pertunjukan Teater Pantomime 'Kocak-kacik' Digelar Malam Ini
Sementara di pekan kedua, Bengkel Mime Theater asal Yogyakarta mengubah naskah panjang Arifin C.Noer 'Kocak-kacik' menjadi pantomime. Pentas tanpa kata, dialog, dan mengandalkan gerak tubuh tersebut berdurasi sekitar satu jam.
Dilanjutkan dengan Kalanari Theatre Movement asal Yogyakarta yang menyadur lakon 'Kapai-kapai' ke bahasa Jawa. Serta Teater Gardanalla yang menghadirkan akting sehari-hari dalam 'Sumur Tanpa Dasar'.
"Agenda tahunan Helateater Salihara selalu memiliki tema yang akan dipentaskan. Tahun lalu, kami mengundang sejumlah kelompok teater untuk menafsirkan kembali karya-karya sastra," ucap Dewan Kurator Salihara.
Dilengkapi pula dengan diskusi 'Teks dan Lakon Arifin C.Noer' yang akan berlangsung pada 18 April pukul 16.00 WIB. Dengan dua narasumber Yudi Ahmad Tajudin dari Teater Garasi dan penyair Sapardi Djoko Damono. Kini, Arifin C.Noer mendapatkan tempat yang istimewa bagi perhelatan ini. Digelar selama sebulan hingga 25 April mendatang, pementasan ini menampilkan berbagai sisi lakon Arifin.
(tia/tia)