Ketika detikHOT menyambangi lokasi titik bertemunya komunitas I "Light" This di Parkir Timur Senayan, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Namun di setiap titik yang biasa mereka pakai, malam itu sedang ramai dan masih banyak pencahayaan.
"Di sini bisa pakai untuk ngegambar dan motret tapi yah masih ada cahaya dikit-dikit," ujar Dimas kepada detikHOT, Sabtu (21/6/2014).
Lantaran sedang HUT Jakarta, komunitas ini ingin membuat karya serupa. Aden dan Dimas ditugasi sebagai lighter atau sebutan orang yang melukis cahaya dengan menggunakan alat light stick. Sedangkan satu orang lagi sebagai tukang potret.
Si fotografer pun harus menyetel kameranya dengan ISO dan diafragma paling kecil. Setelah alat selesai dipersiapkan, fotografer berdiri di posisinya dan pelukis tinggal berkreasi.
Saat itu Aden menuliskan kalimat 'Selamat HUT Jakarta ke-487'. Selama hampir dua jam, karyanya ini sempat salah ditulis dan ada kesulitan. "Biasanya pas lagi ngegambar, light stick-nya tiba-tiba mati. Lampunya enggak nyala atau jatuh, salah nulis, banyak salah juga," ujar Aden.
Alhasil dari beberapa konsep yang sudah dipikirkan Asep hanya satu potret fotografi grafitti HUT Jakarta yang jadi. Sisanya ia membuat kreasi bertuliskan 'detikHOT'.
Keseruan ini biasa terjadi ketika mereka sedang berkarya. Biasanya, kata Aden, selama lima jam bisa hanya dua atau tiga foto saja yang jadi. Padahal, model dalam frame sudah berdiri dengan posisinya dan tidak boleh bergerak selama 5-10 menit.
"Tapi yang paling susah itu kalau nulis huruf Arab karena gue sendiri enggak hapal. Kayak pernah kita bikin Selamat Ied pake Arab itu malah kebalik. Ha..ha..ha.."
Serta yang paling sulit adalah ketika pria yang berprofesi sebagai desainer grafis ini diminta membuat gambar gambar naga. Selain kedua gambar tersebut, Aden sebagai lighter bisa membuat aneka potret grafitti dengan banyak kreasi. Bahkan ia yang menjadi ketua divisi di komunitas I "Light" This terbiasa mengajar anggota yang masih baru belajar.
(tia/mmu)