Kepala Galeri Nasional Tubagus Andre Sukmana mengatakan, ini merupakan tahun ketiga pihaknya mengundang karya maestro pelukis Indonesia. "Tahun 2012 lalu kami hadirkan Raden Saleh dan 2013 S.Sudjojono," ujarnya saat pembukaan pameran, Kamis (26/6/2014).
Sosok Sadali juga merupakan figur multi peran tapi juga memiliki pengaruh yang kuat dalam akademis. Nama Sadali pun tak seterkenal dengan Basoeki Abdullah, S.Sudjojono, maupun Raden Saleh.
Putra Sadali, Ravi Ahmad Salim mengatakan banyak cita-cita Sadali yang belum terpenuhi. Salah satunya adalah menulis buku. "Sebagai seniman tidak akan muncul kembarannya di muka bumi ini. Mozart meninggal tidak akan ada yang kedua," ujarnya.
Lukisan ayahnya ini, kata Ravi, bukan produk biasa tapi dalam lukisannya melibatkan pengalaman hidup. "Seperti ada roh dalam tulisannya," ujarnya.
Selain puluhan karya Sadali, terdapat karya seni dari 12 perupa yang dikuratori oleh Rizki A Zaelani, Asikin Hasan, dan Rikrik Kusmara. Para perupa tersebut adalah Bambang Ernawan, Dadang MA, Agung Fitriana, Putut W Widodo, Irman A Rahman, Aco Santoso, Mierza Said, Hardiwirman Saputra, Dewi Setya, Dikdik Sayahdikumullah, Tandya RS dan Handono Hadi.
Pameran bertajuk 'Sadali: Karya, Pemikiran, Penafsiran' ini digelar dari 26 Juni hingga 14 Juli mendatang. Hari ini diadakan diskusi tentang pemikiran Sadali. Sedangkan artist talk digelar pada 5 dan 12 Juli.
(tia/mmu)