Nah, pekan lalu Tartt menerima penghargaan Pulitzer kategori novel untuk novel ketiganya 'The GoldFinch'. Novel fiksi setebal 784 halaman yang terbit akhir 2013 ini sebelumnya dinobatkan sebagai novel terlaris versi Amazon pada akhir tahun 2013.
Sementara di Inggris tahun ini buku Tartt itu juga memenangkan penghargaaan Bailey's Women's Prize untuk kategori fiksid di Inggris, mengalahkan dua nominasi lainnya 'The Son ' karya Philip Meyer dan 'The Woman Who Lost Her Soul' karya Bob Shacochis.
The Goldfinch berlatar belakang kehidupan modern di Manhattan, tentang seorang remaja yatim piatu yang sedang mengatasi kesedihan setelah ibunya mneinggal dunia. Universitas Columbia yang menyerahkan penghargaan itu menyebut 'The Goldfinch' "diceritakan dengan indah, tentang suatu masa yang bisa menstimuli pikiran dan menyentuh hati."
"Satu hal yang saya sesali adalah Willie Morris dan Barry Hannah tidak hadir disini," kata Tartt saat menerima penghargaan seperti dikutip BBC. Morris dan Hannah adalah mentornya saat awal-awal menulis. "Mereka pasti senang dengan penghargaan ini."
Bulan lalu tersiar kabar bahwa versi film atau serial televisi yang diadaptasi dari novel 'The Goldfinch' akan diproduksi. Produsernya adalah juga yang membidani film 'The Hunger Games'.
Sementara hadiah Pulitzer paling bergengsi untuk jurnalisme tahun ini jatuh pada dua media sekaligus. Yakni The Guardian dan Washington Post untuk cerita serial yang sama yang dibuat berdasarkan dokumen yang bocor dari Edward Snowden, kontraktor badan keamanan nasional Amerika Serikat atau National Security Agency (NSA).
(utw/utw)