'Blackhouse Seven' Gerakan Bawah Tanah Baru Musisi Lokal

Jakarta - Banyaknya karya di ranah musik Tanah Air, terkadang membuat beberapa musisi kehilangan panggungnya, terutama musisi-musisi 'independent' yang mengusung genre seperti electronic dan hip-hop. Hal itulah yang kemudian mendasari terbentunya suatu gerakan bernama 'Blackhouse Seven'.

'Blackhouse Seven' adalah gerakan yang dimotori oleh musisi-musisi yang 'dibuang' oleh industri musik saat ini. Banyak alasan, namun salah satu yang menjadi fokus utama adalah musik-musik yang menggunakan lirik berbahasa inggris.


"Kita berdiri sebagai media support bagi kepada musisi lokal yang mengangkat karya yang kurang diterima di industri musik saat ini. Jadi kita ini adalah gerakan bawah tanah, untuk musisi R&B, jazz, Hip-Hop, elektronik dan soul," buka Sakti selaku kordinator 'Blackhouse Seven' saat jumpa pers di Kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (7/11/2013).


"Di sini kita bantu karya-karya yang tidak diterima di major label. Terutama yang menggunakan lirik bahasa inggris," ungkap Sakti lagi.


Alasannya sederhana, menurut Sakti Cs, lirik bahasa Inggris bukan lagi menjadi hambatan di era digital seperti saat ini. "Bahkan anak TK saja sekarang bahasanya sudah 'bilingual'. Kenapa di musik nggak? Kan bisa lebih bersaing, " tegasnya.


Saat ini sudah ada 30 musisi lokal yang tergabung bersama 'Blackhouse Seven'. Mereka adalah Renita, Andezzz, Matthew Sayersz, Bayu Risa, Radhini, Soulvibe, Art of Tree, Rock N Roll Mafia, Grace Sahertian, Jemima, Imela Kei, Teza Sumendra, Abdul & Coffee Theory, Amanda and Friends, Stereocase, LaidThisNight, Homogenic, Millane Fernandez, Yura, Kyriz Boogieman, Suddenly September, Aimee Saras, Lloyd Popp, Ifa Fachir, Febrian, Drew, Incircle, Dimi, dan Talia Subandrio.


Sesuai dengan namanya, 'Blackhouse Seven', gerakan 'independent' ini pun mempunyai tujuh elemen dalam kegiatannya, yaitu sebagai media, sebagai musisi, video grafis, fotografi, audio, sebagai konseptor dan 'you' atau siapapun yang tertarik dan berniat mendukung mereka.


Nantinya akan ada tiga hal yang menjadi hasil utama gerakan ini, promosi, video klip dan konser tahunan.


"Kami masih membutuhkan banyak bantuan dari berbagai pihak yang menginginkan musik Indonesia lebih maju. Semoga kami bisa menjadi super positif untuk musik Indonesia," pungkas Sakti.


(hap/hkm)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!