Seniman Putu Sutawijaya, Takut Merusak Gitar Dewa Budjana

Jakarta - Bagi perupa Putu Sutawijaya, 42 tahun, ditantang melukis di atas gitar milik Dewa Budjana adalah beban. Dia takut justru merusak koleksi gitar itu.

"Saya lama sekali tidak merespon, saya taruh berbulan-bulan, kadang-kadang dibersihkan," katanya saat pembukaan pameran gitar lukis sekaligus bedah buku 'Dawai Dawai Dewa Budjana' di Museum Nasional, Sabtu (31/8/2013).


Terkadang inspirasi bagi Putu datang tapi sedang tak ada ruang untuk melukis. Namun yang lebih dipikirkannya bukan tak ada ide, tapi soal fungsi dari gitar itu sendiri.


"Di dalam kita lihat ada perupa yang memotong, melasnya, menghajarnya dengan segala bentuk. Tapi yang saya pikirkan adalah fungsinya," kenang Putu.


Ia membuat gitar lukis yang diberi nama 'Parker Fly Deluxe' ini pada 2006 lalu. Kala itu, Putu mengaku takut nada gitar tersebut akan berubah. Karena, ia melihat gitar itu masih berfungsi dan sangat bagus sekali.


Setelah beberapa bulan didiamkan, Putu pun mencari ide dari referensi-referensi mengenai Dewa Budjana. Namun dengan bahasa visual seni rupa dan disesuaikan sentuhan yang apik.


"Tau-tau, Budjana datang lagi ke Yogja, nanyain gitarnya. Loh, saya kaget karena belum diapa-apain, ha..ha...ha," ujarnya.


Usai karyanya selesai dibuat, Putu pun harus melepaskannya. Hal itu tak mudah baginya lantaran alat musik itu berada di rumahnya berbulan-bulan lamanya.


"Benar kata Bre Redana, kita melepas gitar itu enggak mudah. Ada hal yang bukan milik saya, tapi dibutuhkan keikhlasan. Tapi entah dengan teman-teman lainnya merespon gitar Budjana," kata lulusan dari Sekolah Tinggi Seni Rupa di Denpasar, Bali itu.


(utw/utw)