Di tahun keduanya ini, INEFFEST masih bicara mengenai daerah-daerah kepulauan di Indonesia. Itulah mengapa, penyelenggaraannya diadakan di Kepualauan Komodo.
Hal menarik yang selalu menjadi ciri khas INEFFEST adalah konsep floating cinema, dimana layar bioskop akan dibangun dibatas air. Para nantinya dibebaskan untuk memilih, menonton dari atas perahu atau dari pesisir pantai.
Total akan ada 21 film yang akan ditayangkan selama empat hari, mulai tanggal 20-24 September 2013 itu. Hal ini berbeda dari tahun pertama di Wakatobi yang saat itu diputar 30 total 30 film.
"Ini kan pengalaman yang berbeda. Ini agenda lain selain hanya liburan. Banyak edukasi yang bisa diambil baik oleh turis maupun masyarakat lokal," ujar Kamila Andini penggagas INEFFEST saat jumpa pers di SAE Institut Jakarta, Kamis (5/9/2013).
Beberapa film yang akan ditampilkan adalah 'Serdadu Kumbang' 'Cita-citaku Setinggi Tanah', 'Epic Java', 'Nargis (Myanmar)' dan 'Born Free (India)'.
Selain pemutaran film, konsep baru yang hadir di INEFFEST 2013 adalah adanya workshop tentang pembuatan film. Pesertanya sendiri diseleksi dari banyak SMA dan SMK di Indonesia dan diambil 10 peserta terbaik.
"Kita percaya, kalau film is not rocket science. Kita percaya film itu medium untuk semua golongan," jelas Amelia Hapsari tim workshop dari In Docs.
"Kita Gipsy sih. Kita nggak pengen hanya ada di satu tempat. Kita ingin bicara dengan sesuatu yang langsung di tempatnya. Terlibat dengan orang-orangnya," tutur Kamila Andini lagi.
(hap/ich)
Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!