Lalu mengapa tak bekerja sama saja dengan pemerintah? Menurut pria kelahiran 30 Agustus 1963 ini, rata-rata museum yang dikelola bukan oleh swasta tak terawat.
"Saya dapat banyak masukan dari seniman di Bali, mereka kuatir kalau nantinya tak terurus dengan non swasta," katanya kepada detikHOT di Museum Nasional Sabtu (31/8/2013).
Dengan adanya kerja sama dengan pihak hotel, tentunya Budjana berharap mereka bisa merawatnya dan dapat dibuka untuk umum. Namun, ia menegaskan koleksi gitarnya tetap adalah hak keluarganya.
Pembangunan dari museum ini akan jadi pada akhir 2014 mendatang. Konsepnya adalah di lantai satu diisi oleh koleksi gitar lukis milik Budjana. Lantai dua yakni tempat gitaris lainnya yang ingin menaruh gitarnya.
Ada beberapa nama gitaris yang sudah sepakat. Di antaranya, Baron, Baim, Eros Sheila on 7, Rhoma Irama hingga keluarga almarhum Chrisye.
Untuk mencegah hal-hal yang tak diinginkan seperti yang terjadi dalam Museum Widayat di Magelang, Budjana sudah melakukan antisipasi. Sempat tersiar kabar koleksi lukisan Widayat setelah dimuseumkan, jadi rebutan beberapa keturunannya.
Pada tahun 2013 lalu dikabarkan 104 lukisan Widayat hilang dari museum akibat perebutan warisan. "Mudah-mudahan keluarga saya tidak seperti itu," ujar Budjana.
Pameran gitar lukis Dewa Budjana berakhir hari ini pada 1 September. Serta ditutup dengan penampilan dari band GIGI di Museum Nasional pada malam harinya. Acaranya terbuka untuk umum dan hanya membayar tiket museum saja sebesar Rp 5 ribu.
(utw/utw)