Maxima Pictures Mulai Perbaiki Image

Jakarta - Sejak didirikan Ody Mulya Hidayat dan Yoen K pada 2004, rumah produksi Maxima Pictures telah merilis hampir 40 judul film yang kebanyakan adalah film-film bertema horor dan komedi. Tetapi sejak tahun lalu, Maxima mulai konsisten mengubah haluan.

Jika di awal berdirinya Maxima bermain di drama dan horor secara seimbang, dimulai dengan 'Cinta Pertama' (2006) dan 'Lewat Tengah Malam' (2007). Diikuti oleh film drama remaja 'Bukan Bintang Biasa' dan 'Butterfly', tetapi mungkin respons penonton kurang maksimal.


Dalam perkembangannya, Maxima Pictures seolah terbawa arus pasar yang memformulasikan cerita horor dan bintang film seksi sebagai salah satu nilai jualnya. Sebut saja beberapa judul seperti 'Tali Pocong Perawan', 'Suster Keramas', hingga drama komedi 'Menculik Miyabi.'


Executive Producer Maxima Picture Yoen K mengatakan, saat ini Maxima Pictures mulai berusaha untuk mengubah image mereka dengan kembali ke pondasi awal yang banyak bermain di film drama yang inspiratif.


"Kami sadar sempat ada di comfort zone (terbawa arus pasar). Kini kami ingin mengubah image dengan konsisten," ucap Yoen kepada detikHOT.


Namun insting mengikuti pasar adalah bentuk tanggung jawabnya sebagai produser kepada para investor. "Napas kita nggak panjang, jadi ketika kita kepukul susah bangunnya. Beda dengan PH lain yang lebih besar yang apabila filmnya tidak laku, mereka masih bisa bertahan bikin film lain," terang pria berkacamata itu.


Sebagai bentuk perubahan haluan tersebut, Maxima Pictures memproduksi film anak-anak 'Brandal-Brandal Ciliwung', 'Bila' dan 'Tampan Taylor'. Terakhir film mereka yang sudah keluar adalah 'Refrain' dan 'Crazy Love'.


"Saat ini kamu sedang menyiapkan film ke-40 '99 Cahaya di Langit Eropa'. Film itu syuting 100 persen di sana. Ada Turki, Spanyol, Austria dan Paris," terangnya.


(ich/mmu)


Berita ini juga dapat dibaca melalui m.detik.com dan aplikasi detikcom untuk BlackBerry, Android, iOS & Windows Phone. Install sekarang!