Namun, pelantun 'Gara-gara Kahitna' itu punya alasan atas pilihan itu. "Label yang dulu memang agak membatasi kita," ujar salah satu personel Project Pop, Odie blak-blakan saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (4/8/2013).
"Namanya juga bekerja sama, ya harus diambil jalan tengahnya. Jadi waktu itu kita ada 25 lagu demo nggak ada yang diterima. Kita bingung maunya yang bagaimana?" sambungnya.
Meski mengambil jalur indie, Project Pop tetap mencoba komersil. Apalagi mereka juga sadar bahwa profesi sebagai musisi sudah menjadi mata pencaharian mereka.
Grup musik asal Bandung itu mengaku mencoba mengambil hikmah dari semua yang telah mereka lalui. Meskipun tak bisa dibantah banyak perbedaan dengan dulu saat masih major label dengan sekarang di indie label.
"Plus minusnya, dulu kita pelaku aja, semuanya sudah diprogramkan kita tinggal jalan aja ke TV, radio. Sekarang kita dekati semuanya sendiri ke media-media. Kalau dianggap minus, malah jadi plus karena kita juga jadi belajar banyak dengan marketing dan manajemen," jelas Udjo.
(fk/mmu)